TARAKAN – Pemerintah Kota Tarakan menargetkan pada akhir 2023, angka stunting turun hingga di bawah 13 persen dari yang sebelumnya 15,6 persen. “Update kemaren 15,6 persen. Kita harus turun di bawah 13 persen. Mudah mudahan audit yang hasilnya keluar di November 2023 bisa turun,” ucap Wakil Wali Kota Tarakan, Effendhi Djuprianto, Kamis (19/10/2023).
Effendhi yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Tarakan mengatakan, untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan kerjasama seluruh pihak, mulai dari pemerintah, perusahaan dan masyarakat.
Lebih lanjut dijelaskan Effendhi, bahwa stunting merupakan masalah serius yang memengaruhi pertumbuhan fisik dan perkembangan anak.
Dalam hal ini, Wawali telah memimpin berbagai upaya dan kegiatan yang berfokus pada penurunan angka stunting di Kota Tarakan. Salah satunya melalui program Bapak Asuh.
Dijelaskannya, Bapak Asuh merupakan program hasil kerja sama dengan BKKBN dalam menyalurkan bantuan kepada anak stunting. Program ini dilakukan guna meningkatkan gizi anak-anak yang mempunyai masalah dalam tumbuh kembangnya.
Keterlibatan Bapak Asuh, menurutnya, bisa membantu menganggarkan pemberitan makanan tambahan pada keluarga risiko stunting. “Tahap pertama kita bantu peningkatan gizinya. Setelah punya penghasilan sendiri, mereka tidak lagi bergantung. Kalaupun tidak ada pekerjaan, sebisa mungkin kita beri pekerjaan,” katanya.
Keterlibatan sebagai Bapak Asuh anak stunting, diperlukan baik korporasi, lembaga dan perorangan. Di Tarakan, Bapak Asuh sudah melihatkan berbagai intansi vertikal seperti BUMN. “Ada Pelindo, Pertamina, Bank Indonesia dan lain sebagainya. Mudah-mudahan yang lainnya bisa ikut,” ucapnya.
Effendhi Djuprianto tak menampik ada beberapa wilayah di Tarakan yang angka stuntinya masih tinggi yakni Tarakan Timur dan Tengah. “Tertinggi saat ini Sebengkok, Tarakan Timur ada Amal, ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, berdasarkan data prevalensi stunting per Maret 2023, Sebengkok merupakan wilayah penyumbang kasus stunting tertinggi di Kota Tarakan dengan total 141 kasus. Kemudian Puskesmas Juata 124, lalu Puskesmas Gunung Lingkas 120. Selanjutnya, Puskesmas Pantai Amal 106, Puskesmas Karang Rejo 100, dan terakhir Puskesmas Mambrungan 93. (apc/and)
Reporter: Ade Prasetia
Editor: Andhika