TANA TIDUNG – Sejumlah etnis di Kabupaten Tana Tidung (KTT) menampilkan beragam adat istiadat maupun tradisi mereka dalam memeriahkan Irau dan HUT KTT.
Salah satunya yang ditampilkan Paguyuban Keluarga Warga Jawa (Pakuwaja) yang ada di Kabupaten Tana Tidung. Mereka menampilkan hasil bumi yang disusun seperti gunung, yang disebutkan sebagai sedekah bumi.
Gunungan hasil bumi itu, merupakan sejumlah jenis sayur-sayuran dan buah-buahan. Di Tana Tidung, tradisi Sedekah Bumi ini jarang bahkan tidak pernah digelar. Momen Irau ke-7 tahun 2024 ini, Pakuwaja Tana Tidung ingin memperkenalkan tradisi tersebut kepada masyarakat.
Masyarakat yang hadir bahkan ikut mengambil sayur dan buah-buahan yang dirangkai dengan apik itu tidak hanya warga Jawa, tapi juga masyarakat dari berbagai etnis, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Meski acara baru pertama kali digelar, masyarakat cukup antusias menyaksikan dan mengikuti Sedekah Bumi. Masyarakat yang hadir di RTH. Jooesoef Abdullah, tidak segan-segan berpartisipasi dan meramaikan Sedekah Bumi dengan mengambil gunungan sayur dan buah-buahan yang di beberapa titik juga diisi dengan uang tunai pecahan Rp 5 ribu rupiah.
“Sayur-sayuran yang tersedia di Sedekah Bumi antara lain kol, bayam, kacang panjang, singkong, wortel dan sejenisnya. Sementara itu, buah-buahan yang tersedia di gunungan antara lain Jeruk, mangga, belimbing, apel, dan beberapa jenis buah-buahan yang lain,” ujar Sekretaris Pakuwaja Tana Tidung, M. Arief Prasetiawan, kepada wartawan.
Pria yang juga menjabat sebagai kepala Dinas Perhubungan Tana Tidung ini menambahkan, Sedekah Bumi merupakan tradisi turun-temurun masyarakat Jawa. “Juga bentuk ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil bumi yang melimpah, dengan berbagi kepada sesama,” tuturnya.
Acara ini merupakan kegiatan langka di Tana Tidung. Oleh karena itu, kegiatan Sedekah Bumi akan dijadikan agenda rutin tahunan oleh Pakuwaja Tana Tidung terutama di momen-momen tertentu dimana momen Irau digunakan sebagai awal dari kegiatan ini.
Namun, kegiatan ini memerlukan dukungan, karena ini sebagai bentuk kontribusi Pakuwaja Tana Tidung yang jumlahnya tidak banyak untuk masyarakat dan Pemkab Tana Tidung.
Sebelum Sedekah Bumi, juga digelar seni kuda lumping dan barong. “Sayur dan buah-buahan yang menjadi Sedekah Bumi merupakan hasil swadaya masyarakat Jawa yang ada di lima kecamatan,” tutupnya. (adv/tin/and)
Reporter: Martinus
Editor: Andhika