spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Petani Milenial jadi Harapan Baru

TANJUNG SELOR – Tren penurunan jumlah petani di Indonesia, dalam beberapa tahun terakhir juga terjadi di Kaltara. Namun, di tengah-tengah tren tersebut, terdapat harapan baru bagi kelangsungan sektor pertanian.

Merujuk pada data milik Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara, petani milenial dapat menjadi salah satu indikator tingkat regenerasi di sektor pertanian, serta menunjukkan pemanfaatan teknologi digital yang dapat menciptakan pertanian modern yang produktif dan berkelanjutan.

Jumlah petani milenial di Kalimantan Utara terdiri dari mereka yang berusia 19-39 tahun, yang adaptif terhadap teknologi digital, seperti penggunaan alat dan mesin pertanian modern (alsintan), internet, telepon pintar, teknologi informasi, penggunaan drone atau kecerdasan buatan.

Ditemukan, sekitar 36,10 persen dari total 45,02 ribu petani di Kalimantan Utara adalah petani milenial yang berusia 19-39 tahun. “Namun, hanya 43,38 persen dari mereka yang menggunakan teknologi digital,” ucap Kepala BPS Kaltara, Mas’ud Rifai, kepada wartawan baru-baru ini.

Dengan begitu, teknologi digital menjadi kebutuhan penting bagi para petani milenial, untuk menciptakan pertanian yang produktif dan berkelanjutan.

Baca Juga:   Pengerjaan Orpit Jembatan Salimbatu Telan Anggaran Rp 9,5 Miliar

Di Kaltara, jumlah petani milenial yang paling banyak berasal dari Kabupaten Nunukan, Kabupaten Bulungan, dan Tarakan. Namun, ditemukan bahwa proporsi petani milenial laki-laki yang tidak menggunakan teknologi digital masih lebih tinggi, dibanding jumlah petani milenial perempuan di daerah tersebut.

Perlu diketahui, bahwa petani milenial hanya mencakup usaha pada subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan saja. Meski hanya mencakup beberapa usaha pertanian, pengaruh yang diberikan oleh petani milenial dalam kelangsungan sektor pertanian di Kaltara sangat besar.

“Upaya menciptakan pertanian modern yang produktif dan berkelanjutan, dapat membawa perubahan besar dalam sektor pertanian di Kaltara,” tuturnya.

Dengan demikian, perlunya pengaplikasian teknologi modern dalam pertanian menjadi hal yang sangat penting. Peran perguruan tinggi dalam mengembangkan teknologi digital yang dapat membantu para petani milenial akan memberikan dampak positif dalam sektor pertanian.

Supaya sektor pertanian dapat tetap eksis dan berkelanjutan, semua pihak perlu bersama-sama membantu pasar pertanian dan memberikan pengaruh positif bagi petani dalam meningkatkan hasil produksi pertanian.

Baca Juga:   DPRD Kaltara Dukung Penggabungan Berau Ke Kaltara

“Dengan adanya petani milenial yang terus berkembang, kita berharap sektor pertanian Indonesia akan terus berkembang dan memberikan kontribusi yang positif bagi keberlangsungan negara kita. Semoga, melalui penerapan teknologi digital yang tepat dalam sektor pertanian, pertumbuhan ekonomi nasional dapat meningkat dan taraf hidup petani dapat lebih baik lagi di masa depan,” tandasnya. (tin/and)

Editor: Andhika

16.4k Pengikut
Mengikuti

BERITA POPULER