TANA TIDUNG – Pemerintah Kabupaten Tana Tidung (KTT) terus berupaya dengan melakukan beragam cara guna menekan angka stunting pada anak dan balita.
Bupati KTT, Ibrahim Ali saat dikonfirmasi mengatakan, pemerintah memiliki target besar dalam menekan angka stunting. Targetnya bisa zero, sehingga berbagai cara dilakukan. Fokus pencegahannya dilakukan pada balita setelah masa kelahiran.
Terutama, saat bayi berusia 6-11 bulan dan 12-23 bulan. Salah satu tips yang dilakukan adalah tidak hanya dengan memberi ASI, tetapi juga Makanan Pendamping ASI (MPASI).
“Salah satu cara yang dilakukan guna menurunkan stunting, yakni upaya pencegahan, serta pemberian gizi yang cukup pada ibu dan bayi,” kata Bupati KTT, Ibrahim Ali, bebeberapa waktu lalu.
Upaya pencegahan, kata dia perlu diperkuat saat bayi berusia 6 bulan. Saatnya bayi mendapatkan Makanan Pendamping ASI karena ASI saja sudah tidak cukup.
Ditambahkan, salah satu zat gizi yang harus terpenuhi pada bayi yakni protein hewani seperti daging, ikan, ayam, dan telur. Ditambahkan, pangan hewani memiliki kandungan zat gizi yang lengkap. “Kaya protein, dan vitamin yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak,” ulasnya.
Sebelumnya, wakil Bupati KTT Hendrik, saat dikonfirmasi menambahkan berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2022 dan rilis Kementerian Kesehatan 2023, prevalensi stunting di Kalimantan Utara mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2022, sambungnya angka itu mencapai 21,6 persen sementara di tahun 2023 turun pada angka 17,4 persen, melampaui target penurunan 17,5 persen. Termasuk di Kabupaten dan Kota di Kaltara juga mengalami penurunan.
Di KTT, kata Hendrik pada tahun 2022 angka stunting mencapai 30,7 persen. Melalui upaya dan kerjasama pemerintah KTT dan sesuai standar yang ditentukan oleh pemerintah pusat diharapkan pada tahun 2024 bisa turun 14 persen.
“Sejak tahun 2022 sampai 2024, angka stunting di KTT mengalami penurunan sekitar 50 persen,” ucap Hendrik.
Pemerintah pusat menargetkan 30,7 persen dan hari ini angka stunting kita di KTT mencapai 15,01 persen.
Kata dia, dalam menekan stunting pemda Tana Tidung telah melakukan berbagai cara. Salah satunya, kerjasama dengan para perangkat Kecamatan, Desa hingga Kelurahan. Hal itu, semua dilakukan guna menurunkan angka stunting yang telah ditetapkan oleh pusat.
Kemudian, melaksanakan koordinasi bersama seluruh organisasi, perangkat daerah, camat, kepala desa, dan pihak lain, melakukan pengumpulan dan publikasi data stunting dan menggunakan data sebagai dasar perbaikan program.
Selanjutnya, menyusun kebijakan dan melaksanakan kampanye perubahan perilaku dan komunikasi antar pribadi terkait percepatan pencegahan stunting dan meningkatkan peran Desa dan Kelurahan dalam melakukan konvergensi percepatan pencegahan stunting di KTT.
“Kita terus intens melaksanakan pola komunikasi dan koordinasi serta edukasi kepada masyarakat, guna menciptakan pola hidup sehat,” terangnya.
Diharapkan, target yang ditetapkan oleh pemerintah pusat yakni 14 persen akan dicapai oleh pemerintah daerah. Sehingga,langkah masif sosialisasi dan edukasi intens dilaksanakan. (adv/tin/and)
Reporter: Martinus Nampur
Editor: Andhika