TANJUNG SELOR – Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kaltara meninjau penyerapan gabah petani. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Cabang Bulog Bulungan dan Tarakan.
Kepala Bagian Anggaran DJPb Kaltara, Adi Widyandana, menyampaikan bahwa kunjungan ini merupakan bagian dari penugasan Kementerian Keuangan.
Penugasan tersebut bertujuan memantau penyerapan anggaran yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), khususnya dalam pengelolaan gabah petani.
“Kita ingin melihat langsung implementasi penyaluran APBN sebesar Rp16,6 triliun di wilayah Kalimantan, termasuk di Kaltara, untuk menyerap gabah kering para petani,” ujar Adi Widyandana, saat ditemui belum lama ini.
Ia menyebut, saat ini penyerapan gabah petani di Kaltara telah mencapai 120 ribu ton. Rinciannya, Bulog Cabang Tarakan menyerap hingga 70 ribu ton (melampaui target), sedangkan Bulog Bulungan mencapai 50 ribu ton.
“Tugas kami adalah memotret pelaksanaan program ini, dan melaporkannya kepada pimpinan untuk evaluasi pelaksanaan tahun 2025,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kaltara, Heri Rudyono, menjelaskan bahwa pertemuan tersebut menghasilkan komitmen bersama untuk terus berkolaborasi dalam mendukung program pemerintah pusat.
Ia menambahkan, hasil gabah para petani kini memiliki pasar yang luas berkat peran Bulog. Menurutnya, kebutuhan beras di Kaltara per bulan mencapai 60-70 ribu ton. Jika dikonversi menjadi gabah kering panen, maka kebutuhan tahunan berkisar 120 ribu hingga 157 ribu ton.
“Penyebaran sumber potensinya mencakup seluruh wilayah Kaltara,” ujarnya.
Untuk mendukung produksi, petani telah mengoptimalkan lahan melalui pemberdayaan petani reguler dan petani sawah. Bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) juga diberikan melalui kerja sama lintas sektor, seperti Korem, Kodim, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas.
“Kami sudah berkolaborasi, dan hasilnya diserap oleh Bulog. Petani kini tidak perlu khawatir akan hasil panennya,” jelas Heri.
Saat ini, ia menyebutkan bahwa semuanya berjalan tertata dengan baik. Ia mengajak para petani untuk mulai menanam kembali, agar bisa memenuhi kebutuhan pangan daerah secara mandiri.
“Kepada para petani, ayo kita tanam! Saatnya kita mulai dari sekarang,” serunya.
Meskipun saat ini belum memenuhi seluruh kebutuhan beras di Kaltara, pemerintah menargetkan pada tahun 2026 wilayah Kaltara dapat mencapai swasembada beras.
“Tahun ini kita masih menargetkan 64 ribu ton. Artinya, kebutuhan beras di Kaltara telah terpenuhi sekitar 80 persen,” pungkasnya. (*)
Penulis: Martinus
Editor: Yusva Alam