TARAKAN – Sejumlah komoditas tercatat menjadi penyumbang inflasi di Kota Tarakan. Salah satunya, komoditas beras yang menyumbang inflasi terbesar pada September 2023 yakni 0,04 persen.
“September 2023, pertama itu beras 0,04 persen, kemudian ikan layang 0,03 persen dan kacang panjang 0,2 persen,” ucap Wakil Wali Kota Tarakan, Effendhi Djuprianto usai melakukan zoom meeting pengendalian inflasi daerah di Kantor Wali Kota Tarakan, Senin (16/10/2023) pagi tadi.
Effendhi menuturkan pada September 2023, inflasi Kota Tarakan sebesar 0,03 persen Month-to-Month (MTM). Sedangkan laju inflasi tahun ke tahun sebesar 2,28 persen Year on Year (YOY). Dilanjutkannya, untuk inflasi Year on Year (YOY) di Kota Tarakan, penyumbang inflasi tertinggi adalah angkatan udara dengan 0,50 persen. Diikuti daging ayam ras 0,29 persen dan besar 0,22 persen.
Menyikapi naiknya harga beras ini, lanjutnya, Pemerintah Kota Tarakan bersama distributor dan intansi terkait seperti Bulog, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian dan Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (DPKUKM) untuk melakukan pasar murah. Direncanakan, pasar murah ini akan dilaksanakan pada Selasa (17/10/2023) di Masjid Al Ma’arif.
Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Tarakan, kata Effendhi, menerapkan strategi 4K untuk pengendalian inflasi. Yang pertama, menjaga ketersediaan pasokan dengan melakukan koordinasi bersama Perum Bulog dan distributor. Selain itu, rutin melakukan sidak pasar secara rutin. Yang kedua, menjaga keterjangkauan harga dengan melakukan monitoring harga di pasar tradisional setiap hari. Serta melakukan operasi pasar di sejumlah titik
Yang ketiga, menjaga kelancaran distribusi yakni melakukan kerjasama dengan stakeholder transportasi dan mempermudah kelancaran lalulintas arus distribusi barang dan jasa. Dan keempat, melakukan komunikasi efektif dengan melakukan sosialisasi belanja bijak kepada masyarakat menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). (apc/and)
Reporter: Ade Prasetia
Editor: Andhika