spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Verifikasi Masih Berjalan, Tarakan Bidik Batch Pertama Sekolah Rakyat

TARAKAN – Pemerintah Kota Tarakan terus mematangkan persiapan peluncuran Sekolah Rakyat, sebuah program pendidikan alternatif yang menyasar anak-anak dari keluarga kurang mampu.

Program ini dirancang sebagai upaya untuk memperluas akses pendidikan bagi warga yang mengalami kesulitan secara ekonomi, dengan harapan dapat mengurangi angka putus sekolah di wilayah tersebut.

Wali Kota Tarakan, Khairul, mengungkapkan bahwa saat ini proses verifikasi terhadap calon peserta didik masih berlangsung. Proses ini mencakup validasi administrasi hingga survei langsung ke lapangan, untuk memastikan kebenaran data yang diusulkan oleh tim pendata.

“Kita diminta mengusulkan 100 calon siswa, terdiri dari 50 anak tingkat SD dan 50 SMP. Saat ini sedang dilakukan validasi lapangan oleh tim,” ujar Khairul, Rabu (2/7/2025).

Menurut wali kota, batas akhir pengiriman data calon siswa ke pemerintah pusat adalah 3 Juli. Setelah itu, tim dari pusat akan melakukan verifikasi ulang di lapangan yang dijadwalkan pada 6 Juli mendatang. Tim ini akan mengecek langsung kondisi para calon peserta, termasuk latar belakang ekonomi keluarga.

“Kalau semua sesuai kriteria, Insya Allah Tarakan akan ikut dalam batch pertama pembukaan Sekolah Rakyat,” tambahnya.

Verifikasi yang dilakukan tidak hanya bersifat administratif, namun juga meliputi pemeriksaan secara visual terhadap kondisi rumah, fasilitas tempat tinggal, serta bukti penghasilan orang tua siswa.

Langkah ini dinilai penting untuk memastikan, peserta benar-benar berasal dari keluarga dengan kebutuhan khusus yang menjadi sasaran utama program ini.

Sementara itu, Pemkot Tarakan telah menyiapkan fasilitas sementara untuk pelaksanaan Sekolah Rakyat. Lokasi sementara dipusatkan di kawasan Lembaga Latihan Kerja (LLK) milik Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kota Tarakan. Tempat ini dinilai strategis dan cukup memadai untuk dijadikan pusat kegiatan belajar mengajar, meskipun ada beberapa bagian yang perlu direhabilitasi.

“Kita siapkan empat ruang kelas, ruang guru, kepala sekolah, dan asrama. Ditambah permintaan tambahan seperti ruang UKS, perpustakaan, laboratorium, dan ruang makan,” jelas wali kota.

Dari hasil tinjauan terakhir, sebagian besar fasilitas utama telah memenuhi standar dasar. Namun, beberapa ruang masih memerlukan perbaikan ringan seperti pengecatan, pembenahan lantai, serta pembersihan lingkungan sekitar. Selain itu, satu unit rumah guru atau mes pengawas disebut-sebut membutuhkan perbaikan lebih menyeluruh, terutama di bagian struktur dan interior, meskipun kerusakannya tidak terlalu parah.

“Kita pastikan semua siap sebelum 14 Juli. Karena itu target kita,” tegas Khairul.

Dia juga menegaskan, seluruh pendanaan program ini tidak berasal dari APBD. Pemerintah kota hanya berperan dalam penyediaan lahan serta dukungan sarana-prasarana dasar. Adapun pembiayaan operasional dan kebutuhan lainnya, bersumber dari program bantuan di luar anggaran pemerintah daerah, yang merupakan bagian dari upaya kolaboratif pusat dan mitra-mitra pembangunan.

Program Sekolah Rakyat ini diharapkan menjadi salah satu solusi nyata, untuk pemerataan akses pendidikan yang inklusif dan berpihak pada kelompok masyarakat rentan.

Selain itu, ini juga menjadi bentuk nyata komitmen Tarakan sebagai kota yang peduli terhadap pendidikan dan pengentasan kemiskinan struktural melalui jalur pendidikan.

Penulis: Ade Prasetia
Editor: Yusva Alam

⚠️ Peringatan Plagiarisme

Dilarang mengutip, menyalin, atau memperbanyak isi berita maupun foto dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari Redaksi. Pelanggaran terhadap hak cipta dapat dikenakan sanksi sesuai UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dengan ancaman pidana penjara maksimal 10 tahun dan/atau denda hingga Rp4 miliar.

16.4k Pengikut
Mengikuti

BERITA POPULER