TARAKAN – Hingga awal Juni 2025, tren kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Tarakan tercatat relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, stabilnya angka kasus tak lantas berarti aman, karena penyakit ini tetap menelan korban jiwa.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Tarakan, dr. Devi Ika Indriati, mengungkapkan bahwa tidak terjadi lonjakan signifikan dari bulan ke bulan. “Kalau kita bandingkan dengan tahun 2024, kasusnya segitu-segitu aja, gak naik, gak turun juga,” ujarnya, Minggu (8/6/2025).
Berdasarkan data terakhir, jumlah kasus DBD di Tarakan per April 2025 tercatat sebanyak 35 kasus. Angka tersebut cenderung stagnan sejak awal tahun hingga Mei. Meski belum tampak lonjakan tajam, Dinkes tetap meningkatkan kewaspadaan, khususnya saat memasuki musim hujan. “Biasanya kalau curah hujan tinggi, angka DBD kita juga agak naik,” jelas dr. Devi.
Laporan bulanan untuk bulan Mei masih dalam proses pengumpulan dari Puskesmas, sehingga data tertinggi tahun ini belum bisa dipastikan.
Untuk penanggulangan, Dinas Kesehatan terus menjalankan langkah-langkah cepat seperti penyelidikan epidemiologi (PE) pada setiap kasus yang muncul. “Kalau PE-nya positif, kita lakukan fogging. Tapi walaupun hasil PE negatif, kami tetap memberikan abate di tempat penampungan air,” katanya.
Pemberian edukasi kepada masyarakat juga digencarkan, terutama tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, seperti tumpukan pakaian basah.
Meski jumlah kasus tidak meningkat drastis, DBD tetap menyebabkan korban jiwa. Dr. Devi membenarkan adanya satu kasus kematian akibat DBD pada tahun 2025, yang diperkirakan terjadi antara Februari dan Maret. Dinkes juga terus mengantisipasi kemunculan penyakit lain yang sering muncul di masa pancaroba. (apc/and)
Reporter: Ade Prasetia
Editor: Andhika