TARAKAN – Pemerintah Kota Tarakan tengah menargetkan angka stunting turun sebesar lima persen pada tahun 2023. Angka stunting terakhir Kota Tarakan sebesar 15,6 persen dan saat ini masih menunggu hasil auditĀ terbaru.
“Minta doanya yah, semoga Tarakan bisa turunkan stunting lima persen. Jadi kalau bisa turunkan lima tinggal 10 persen. Tapi mudah-mudahan bisa 9,5 persen sesuai dengan amanat rencana aksi di APBD 2023,” ucap Wakil Wali Kota Tarakan, Effendhi Djuprianto, Kamis (30/11/2023).
Effendhi yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Tarakan menerangkan, berdasarkan data pihaknya ada 668 orang mengalami stunting. Di Tarakan, kata Effendhi, kasus stunting tersebar di seluruh wilayah. Kendati demikian, mayoritas kasus dialami wilayah pesisir.
“Di Tarakan kasi stunting menyebar. Tertinggi di Sebengkok. Tahun 2021 Amal yang tertinggi ini sudah bergeser,”ungkapnya.
Guna mewujudkan hal itu, menurutnya, dibutuhkan peran lintas sektor. Penurunan angka stunting di samping dilakukan melalui intervensi APBN, juga dapat dicarikan solusi dari berbagai lembaga pemerintah dan swasta.
Keberadaan Kampung Keluarga Berkualitas yang telah terlaksana di masing-masing kelurahan juga diharapkan dapat mengambil peran, termasuk dalam hal deteksi dan penanganan terhadap kasus stunting yang ada di wilayahnya.
āKami bersyukur Pak Wali sudah menetapkan dari 20 kelurahan itu menjadi Kampung Keluarga Berkualitas,ākatanya.
Melalui kampung tersebut, sasaran yang ingin dicapai adalah pengentasan kemiskinan. Sebab jika mengalami kemiskinan dimungkinkan seseorang kesulitan memenuhi gizi yang baik sehingga memicu terjadi stunting.
Beberapa waktu lalu, lanjut Effendhi, pihaknya telah memberi bantuan telur dan susu kepada anak-anak. Tujuannya adalah pemenuhan gizi sehingga anak-anak terhindar dari stunting. Menurutnya, yang tak kalah penting untuk mengatasi stunting adalah program pemberdayaan kepada masyarakat yang perlu dioptimalkan. (apc/and)
Reporter: Ade Prasetia
Editor:Ā Andhika