TANJUNG REDEB – Beberapa bangunan bersejarah yang ada di Kabupaten Berau berpotensi menjadi objek wisata. Peluang ini pun dipergunakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) dengan melakukan revitalisasi dan kembali memperkenalkan bangunan tersebut ke masyarakat.
“Sebuah langkah positif untuk membangun kembali situs bersejarah sebagai destinasi wisata di Bumi Batiwakkal. Kita dukung rencana itu karena menjadi upaya menghidupkan dan mengembangkan dunia wisata Berau, khususnya wisata sejarah dan budaya,” ujar Anggota Komisi II DPRD Berau, Sri Kumalasari.
Selain membangkitkan kembali situs bersejarah, revitalisasi gedung sejarah juga akan membawa dampak baik bagi masyarakat Berau, khususnya kaum muda untuk lebih mengenal sejarah. Karena dengan begini menjadi salah satu edukasi bagi mereka, untuk bisa mengetahui seluk beluk Kabupaten Berau.
“Karena belum tentu semuanya tahu tentang sejarah Berau. Palingan selama ini hanya dua kesultanan Sambaliung dan Gunung Tabur, yang dikenal generasi muda. Padahal, masih ada beberapa peninggalan sejarah yang perlu dilestarikan,” tambahnya.
Dirinya berharap, rencana yang akan dilakukan Disbudpar Berau bisa benar-benar terealisasi. Dan itu tidak hanya sebatas dalam kota saja, karena dari hasil identifikasi Provinsi Kaltim, tercatat ada lima bangunan bersejarah yang dinilai layak mendapatkan perhatian pemerintah. Yaitu bangunan Keraton Sambaliung, Museum Gunung Tabur, gedung peninggalan Belanda di Teluk Bayur, museum batu bara, dan makam Raja Alam di wilayah Kecamatan Batu Putih.
Dan dari informasi, diketahui jika revitalisasi Kamar Bola peninggalan Belanda di Teluk Bayur, telah rampung dilakukan. Bangunan bersejarah tersebut bakal menjadi salah satu destinasi kala Teluk Bayur didapuk sebagai wisata kota tua di Berau. Menurut rencana Disbudpar Berau, gedung Kamar Bola tersebut bakal disulap jadi museum batu bara. Menjadi wisata edukasi yang berada di wilayah perkotaan. (adv/and)