TANJUNG REDEB – Anggota Komisi I DPRD Berau, Sujarwo Arif Widodo mengingatkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau agar mencari sumber pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor lain. Dan tidak tertumpu pada sektor bagi hasil bumi, seperti pertambangan batu bara.
Kabupaten Berau memiliki sumber penghasilan yang sangat besar dari berbagai sektor. Seperti pertanian, perkebunan, perikanan, kelautan, pariwisata, dan sumber daya alam lainnya.
“Tapi kita tahu, batu bara ini suatu saat akan habis. Tidak dapat dibarukan lagi. Jadi kita perlu antisipasi sebelum habis,” ucapnya.
Lanjutnya, jika keuangan daerah hanya mengandalkan emas hitam sebagai sumber pendapatan terbesar daerah akan timpang ketika sektor tersebut habis. Belum lagi, harga komoditas batu bara juga fluktuatif tergantung harga pasar dunia.
Seperti kejadian tahun-tahun sebelumnya, APBD Berau turun drastis akibat sentimen harga pasar batu bara. Karena sekira 60 persen keuangan Berau mengandalkan dana perimbangan dari sektor tersebut.
“Jadi harus ada persiapan alternatif pengganti tambang. PAD harus ditingkatkan untuk penguatan fondasi menyongsong pembangunan jika batu bara tidak lagi bisa diandalkan,” paparnya.
Kepala daerah dan OPD menjadi eksekutor membuka keran-keran pendapatan daerah dari sektor potensial yang digadang-gadang mampu menggantikan penambangan emas hitam.
“Perhatikan celah mana kita bisa masuk. Penentu program ada di RPJMD, dan pemerintah yang tahu persisnya. Saya yakin, jika kita serius mengembangkan sektor unggulan, bisa meningkatkan PAD dan melepas ketergantungan dari batu bara,” sebutnya.
Dia berharap, kegiatan setiap tahun tidak hanya terfokus pada kegiatan rutin dan formalitas. Tetapi bisa menghitung nilai tukar dalam pengembangan satu program.
“Ada target, ada angka. Sudah cukup itu. Jadi anggaran tidak keluar percuma. Pelaku atau pengembang sektor juga harus diperhatikan kesejahteraannya,” tutupnya. (adv/and)