TANJUNG SELOR – Komitmen mewujudkan pendidikan inklusif di daerah belum sepenuhnya terealisasi, terutama di wilayah pedesaan yang belum memiliki fasilitas pendidikan khusus seperti Sekolah Luar Biasa (SLB).
Ketua Komisi I DPRD Bulungan, Rozana Bin Serang menyatakan kondisi itu menjadi tantangan bagi dunia pendidikan di Bulungan. Pemerintah serta elemen terkait lainnnya memang perlu mencarikan solusi dan formula baru supaya anak-anak disabilitas ini diberikan kesempatan serta ruang yang sama dalam mengenyam pendidikan.
“Kalau di Kota saya lihat itu sudah difasilitasi ya, dengan adanya Sekolah Luar Biasa (SLB). Tapi, yang di Desa dan wilayah pelosok ini yang sulit dijangkau. Ini menjadi catatan dan perhatian juga bagi pemerintah daerah supaya bagimana pendidikan itu tetap hadir di tengah keterbatasan yang dimiliki,” ujar Rozana kepada wartawan.
DPRD mendorong pemerintah daerah segera mengambil langkah nyata, baik dari sisi penganggaran maupun kebijakan, guna menjamin hak pendidikan bagi seluruh anak di daerah, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
“Tidak harus ada SLB tiap Desa, tapi minimal ada formula baru atau solusilah untuk menjawab persoalan itu. Akses pemerataan pendidikan ini harus dirasakan semua anak-anak tanpa terkecuali,” tuturnya.
Oleh karena itu dalam waktu dekat Komisi I DPRD Bulungan bakal mengelar pertemuan dengan Dinas Pendidikan guna mencari cara serta menyikapi persoalan itu. (adv/tin/and)
Reporter: Martinus
Editor: Andhika