TARAKAN – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kaltara melaksanakan pengujian sampel pangan segar asal tumbuhan yang berada di sejumlah pasar tradisional di Kota Tarakan, Jumat (8/12/2023). Dari hasil pengujian sampel, didapatkan pangan nihil mengandung pestisida, formalin, Escherichia Coli.
Pengawas Mutu Hasil Pertanian Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kaltara, Elisa Maulidya Saputri menjelaskan, pengujian sampel pangan segar asal tumbuhan menguji tiga jenis di antaranya uji residu pestisida, uji formalin, dan uji Eschericia Coli atau E. coli yang berkaitan penentuan sanitasi hygiene.
“Artinya pangan ditangani dengan bersih atau tidak. Dan hasilnya hari ini diyatakan negatif dari tiga indikator disebutkan di atas,” ucap Elisa saat diwawancara usai melakukan uji sampel,” ucapnya.
Elisa mengungkapkan, untuk formalin merupakan bahan pengawet yang tidak boleh dimasukkan dalam makanan karena bisa menyebabkan kanker, bahkan dapat berujung kematian. Kemudian untuk residu pestisida, jika seseorang mengonsumsinya dalam jangka pendek akan merasakan pusing, mual dan muntah.
“Tapi jangka panjang, bisa mencegah penyerapan zat gizi, tubuh kita tidak bisa menyerap zat gizi, bisa ke busung lapar dan stunting. Selain itu salah satu faktor peningkat risiko kanker. Kemudian untuk E.coli, efeknya bisa muntaber, diare, karena biasanya diduga menggunakan air selokan dikhawatirkan begitu. Tapi hari ini alhamdulillah semua negatif,” paparnya.
Ia mengatakan uji sampel dilaksanakan bertujuan untuk memberi jaminan kepada masyarakat bahwa pangan yang beredar di masyarakat aman untuk dikonsumsi.
Adapun sampel yang diambil yakni pangan segar asal tumbuhan berupa sayur-sayuran seperti kacang panjang, kemudian tomat, cabai, serta berbagai buah-buahan seperti anggur dan semangka, apel termasuk ikan kering turut serta diambil sampelnya. Pengambilan sampil dari pasar tradisional dan pasar modern seperti supermarket.
“Lokasinya di Pasar Gusher dan biasanya kami juga ke Tenguyun. Next dijadwal di pasar lain. Tadi juga sebagain diambil di supermarket yang buah anggur dan semangka. Hari ini pengujian untuk kandungan bahan formalin ada lima sampel, kemudian untuk pestisida dan E. coli masing-masing 10 sampel,” ungkapnya.
Ia melanjutkan kegiatan pengambilan sampel ini direncanakan setiap tahun akan dilaksanakan. Kemudian dalam setahun terdapat jadwal pengawasan postmarket. Mengingat sebentar lagi ada hari besar keagamaan, pihaknya kembali turun ke lapangan mengambil sampel.
“Selain itu juga akan melaksanakan Tahun Baru sehingga tim turun melaksanakan pengujian,” ujarnya.
Selanjutnya, jika ternyata dalam hasil pengujian terdapat pangan mengandung zat berbahaya, tindakan yang dilakukan pertama adalah pembinaan ke pelaku usaha,kemudian dilakukan tracing terkait sumbernya.
“Kemudian di pengolahan jangan gunakan formalin. Kalau ditemukan kami koordinasi dengan aparat terkait. Tapi sampai saat ini belum ada ditemukan mengandung formalin. Kalau kasus di kota lain, sudah banyak ditemukan. Sering digunakan di manga, apel, di anggur menggunakan formalin boraks,” sebutnya.
Sejauh ini berdasarkan hasil pemantauan, Kota Tarakan dinilai aman karena rutinnya petugas melakukan pengawasan dan turun ke lapangan. Kendati demikian, tahun 2021 pernah ditemukan kategori residu pestisida yang melewati ambang batas. Hal itu terjadi karena saat penyemprotan tidak ada pembilasan sehingga langsung masuk ke sayur.
Terkait hal tersebut, pihaknya langsung memberikan edukasi kepada petani. “Sebenarnya residu pestisida ini gampang menanganinya. Kalau di rumah tangga, dicuci hilang. Tapi kita mencegah karena khawatir ada yang mengonsumi mentah sayurannya tanpa mencuci terlebih dahulu, bahaya,” tandasnya. (apc/and)
Reporter: Ade Prasetia
Editor: Andhika