TANJUNG SELOR – Belasan Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bulungan-Tarakan mengelar aksi damai, bertempat di Kampus A Jalan Mangga II Tanjung Selor, Bulungan, Senin (29/7/2024).
Koordinator lapangan (Korlap), Farel Izha Mahendra, saat dikonfirmasi mengatakan, aksi kali ini menyerukan empat poin tuntutan kepada pihak kampus. Pertama, mahasiswa menuntut pemberhentian oknum dosen dari jabatannya sebagai kepala Program Studi (prodi) Ekonomi Pembangunan.
Tuntutan ini, kata dia berdasarkan adanya dugaan praktek pungutan liar (pungli) yang telah dilakukan kepada sejumlah mahasiswa.
Kedua, mahasiswa menuntut pembentukan tim investigasi Independen, untuk menyelidiki dugaan pungli yang dilakukan oleh oknum dosen tersebut. Kemudian, hasil investigasi itu harus dipublikasikan secara transparan kepada seluruh civitas akademika.
Ketiga, mahasiswa menuntut penyelesaian kasus ini dilakukan secara hukum. “Kami menuntut agar kasus ini diselesaikan melalui jalur hukum, jika terbukti adanya dugaan pungli yang dilakukan oleh oknum dosen tersebut,” ucap Farel.
Belasan massa aksi ini juga meminta perlindungan bagi para mahasiswa yang menjadi korban dari praktek dugaan pungli.
Terakhir, mahasiswa menuntut jika apa yang disuarakan itu tidak dipenuhi, maka seluruh civitas akademika akan menggelar aksi lanjutan dengan kapasitas massa yang lebih banyak.
Mulanya, massa aksi melanjutkan orasi secara bergantian di luar kampus dengan membacakan sejumlah tuntutan mereka. Namun, perwakilan dari lembaga kampus tidak kunjung keluar menemui massa, hingga akhirnya sejumlah massa aksi melanjutkan penyampaian aspirasi mereka di halaman kampus.
Tidak berselang lama kemudian, salah dua dosen menemui massa aksi untuk menawarkan kepada sejumlah mahasiswa supaya menyampaikan aspirasi tersebut di dalam ruangan yang telah disediakan.
Namun, sejumlah mahasiswa masih bersikukuh untuk bertahan di halaman kampus, sembari meminta petinggi kampus untuk menemui mahasiswa di halaman kampus atau luar ruangan.
Hingga akhirnya, Ketua STIE Bultar, Marso menemui sejumlah mahasiswa hingga diwarnai dengan perdebatan sengit. Argumentasi pembenaran diutarakan kedua belah pihak, bahkan perdebatan itu berujung pada pengeplakan topi dari salah seorang mahasiswa.
Setelah perdebatan panjang, hingga akhirnya mahasiswa dan Ketua STIE Bultar dan dosen lainnya memasuki ruangan untuk beraudiensi. Ketua STIE Bultar, Marso mengatakan, apa yang dituntut dan disuarakan oleh mahasiswa masih diproses.
“Ini sudah jauh hari disampaikan bahwa kami proses sejak tanggal 3 Juni. Kalau mahasiswa merasa itu keberatan kami akan melihat mana aturan yang mengatur jenis pelanggaran tersebut,” ucapnya.
Intinya, pihak kampus sudah mengambil tindakan. Saat disinggung oleh wartawan, apakah oknum dosen tersebut mengundurkan diri, dia membenarkan itu. “Iya, betul,” pungkasnya.(*)
Penulis: Martinus
Editor: Yusva Alam