TANJUNG SELOR – Komitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah perbatasan kembali ditunjukkan oleh Bunda PAUD Kabupaten Tana Tidung, Vamelia Ibrahim.
Perempuan berparas cantik ini, selain menjabat sebagai Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Kaltara, juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan anak usia dini dan pendidikan dasar.
Jika tidak ada perubahan agenda, Vamelia dijadwalkan akan melakukan audiensi langsung dengan Menteri Pendidikan Republik Indonesia pada Selasa, 3 Juni 2025.
Pertemuan ini menjadi momentum penting bagi dirinya, untuk menyuarakan kondisi nyata pendidikan di Tana Tidung, sekaligus menawarkan program konkret sebagai solusi.
Ditemui di sela-sela kesibukannya, Vamelia mengungkapkan bahwa pertemuan tersebut akan difokuskan pada pembahasan program-program strategis, terutama yang berkaitan dengan isu anak putus sekolah.
“Saya diundang sebagai Bunda PAUD. Saya membawa program yang fokus pada bagaimana mengatasi persoalan anak-anak yang putus sekolah, terutama di jenjang pendidikan menengah,” ujarnya kepada awak media, Senin (2/6/2025).
Ia menjelaskan, berdasarkan data dan pengamatan di lapangan, angka kelanjutan pendidikan dari Sekolah Dasar (SD) ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Tana Tidung masih cukup tinggi, berkisar antara 70 hingga 80 persen.
Namun, transisi dari jenjang SMP ke Sekolah Menengah Atas (SMA) menunjukkan penurunan yang signifikan. “Kondisi ini menjadi perhatian serius saya. Banyak anak-anak yang setelah lulus SMP tidak melanjutkan ke SMA. Padahal ini adalah masa yang krusial dalam pembentukan karakter dan masa depan mereka,” lanjut Vamelia.
Sebagai Bunda PAUD sekaligus Ketua Tim Penggerak PKK Tana Tidung, ia merasa memiliki tanggung jawab moral untuk mencarikan solusi atas permasalahan tersebut. Salah satu yang akan ditawarkannya dalam audiensi adalah pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, dalam menyediakan akses pendidikan yang merata dan terjangkau, khususnya di wilayah terpencil dan perbatasan.
“Saya percaya, jika kita semua serius dan bersinergi, angka putus sekolah ini bisa ditekan secara bertahap. Kita butuh intervensi dari berbagai sisi mulai dari ketersediaan sarana pendidikan, beasiswa, hingga program penguatan peran orang tua dalam mendukung pendidikan anak,” tandasnya.(*)
Penulis: Martinus
Editor: Yusva Alam