TANJUNG SELOR – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Utara (Kaltara), mengapresiasi langkah pemerintah Kaltara, dengan telah dilakukan normalisasi sungai Buaya, yang merupakan sumber air baku PDAM Danum Benuanta, di Kabupaten Bulungan.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua DPRD Kaltara, Albertus ST Baya, soal normalisasi sungai Buaya dan sungai Selor, kata dia merupakan kerinduan masyarakat, khususnya di Tanjung Selor yang sudah sekian lama.
“Harapannya pengerjaan itu dapat segera diselesaikan, karena itu tadi sungai ini menjadi sumber air baku dari PDAM untuk kebutuhan masyarakat,” ucapnya.
Kedua, perlunya dilakukan normalisasi bertujuan jangan sampai ada oknum yang memanfaatkan sisa daratan di pinggir sungai, yang mestinya masih jalur sungai. Seperti kasus-kasus di kota besar lainnya. Jangan sampai bermunculan pembangunan, tanpa adanya rute dan alamat yang jelas.
“Karena daratannya muncul diatas permukaan sungai akibat sedimentasi. Kita berharap, dengan adanya normalisasi sungai ini minimal bisa mengembalikan fungsi sungai seperti sediakala,” ujarnya.
Apalagi, kata Albert dirinya waktu kecil sering bermain dan sekadar mandi di sungai Selor. “Sungai Selor ini dulu tempat kita mandi, bersendagurau, jadi kita membutuhkan fungsi sungai Selor kembali seperti dulu lagi,”pungkasnya.
Terpisah Ketua DPRD Bulungan Kilat saat dikonfirmasi mengatakan, mengenai rencana itu sudah pernah dibicarakan dengan pemerintah daerah. Namun, jawaban yang diperoleh lagi-lagi pemda hanya mengusulkan soal progres realisasi sepenuhnya kewenangan pusat.
DPRD Bulungan mendorong pemerintah, untuk memfolowup soal usulan itu. Sejauh mana sudah realisasinya. Karena jangan hanya memberikan harapan kepada masyarakat, ujung-ujung implementasinya molor.
Ia menyadari, bahwa proses komunikasi dan koordinasi ke pemerintah pusat itu tidak semudah yang dibayangkan. Namun, perlu kiranya pemerintah tetap berusaha. Dan memastikan, apakah intake yang baru jika dipindahkan ke sungai dapat mengatasi persoalan yang ada.
“Iya di cek juga intake yang barunya di sungai kayan, apakah benar sudah menampung atau mampu untuk menjawab persoalan kebutuhan air warga Tanjung Selor. Nanti, intake di sungai Buaya di pindahkan, tapi tidak ada juga persiapan di sungai kayan. Ini yang harus dipikirkan secara matang,” tuturnya.
Ketika intake PDAM Danum Benuanta itu dipindahkan ke Sungai Kayan, tidak lagi menemukan persoalan baru utamanya dalam ketersediaan air baku. Namun, dengan melihat solusi yang dikerjakan saat ini, berupa pembersihan Sungai Selor oleh Pemprov Kaltara berkolaborasi dengan TNI, diharapkan bisa menjadi solusi cepat dalam mengatasi masalah selama ini. (tin/and)
Reporter: Martinus Nampur
Editor:Â Andhika