TARAKAN – Belakangan ini, Kota Tarakan dilanda cuaca panas ekstrem sehingga dapat memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah titik. Hal itu diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tarakan, Yonsep.
Dia mengungkapkan, pihaknya telah menerima surat imbauan yang dikeluarkan dari BMKG Tarakan terkait siaga cuaca ekstrem.
“Suratnya sudah dikeluarkan, ada di Sekretariat BPBD. Hasil koordinasi kami dengan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), kondisi Tarakan berpotensi terjadi panas sehingga dapat memicu titik api,” kata Yonsep di Tarakan baru-baru ini.
Dengan kondisi cuaca sangat panas BPBD Tarakan menghimbau agar masyarakat tetap waspada. Terlebih bagi para petani atau pekebun yang akan membuka lahan baru dengan cara membakar. Dia menghimbau agar masyarakat mengurangi aktivitas membakar.
“Tetapi kalau di Tarakan tidak sama dengan daerah lain, di mana musim panasnya sampai berbulan, kalau di sini hitungan minggu,” imbuhnya.
Yonsep pun mengingatkan agar warga selalu waspada, pasalnya di Tarakan ini jika tidak ada hujan selama satu bulan sangat rawan dengan musibah kebakaran termasuk karhutla.
“Dengan adanya siaga, kita sudah mempersiapkan logistik, persiapan semuanya sudah dilakukan. Karena kita sudah dapat hibah dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana),” terangnya.
Berdasarkan catatan BPBD Tarakan telah terjadi 12 kebakaran lahan di sepanjang Februari 2024. Angka itu dihimpun BPBD Tarakan hingga Senin (26/2/2024).
Kebakaran lahan tersebar di seluruh wilayah di Tarakan, namun mayoritas terjadi di Kelurahan Pantai Amal Kota Tarakan dan Juata Laut Kota Tarakan.
“Meskipun dalam beberapa hari ini sudah diguyur hujan, namun intensitasnya masih rendah sehingga potensi karhutla masih tinggi,” jelas Yonsep.
Sedangkan, karhutla di Tarakan didominasi oleh kebakaran lahan milik masyarakat. Hal ini diakibatkan adanya aktivitas pembukaan lahan.
Yonsep tak menampik jika BPBD masih kekurangan personel. Dia berharap akan ada penambahan personel sehingga BPBD dapat maksimal dalam melaksanakan tugas.
“Tenaga kami kurang, seandainya ada kejadian terkadang kita kesulitan juga, tetapi ini sedang proses penambahan SDM,” pungkasnya. (apc/and)
Reporter: Ade Prasetia
Editor: Andhika