TANJUNG SELOR – Peran Perempuan dalam mengawal pemilihan umum (Pemilu) tahun 2024 sangat diperlukan. Perempuan, mesti ikut andil dalam perhelatan pesta demokrasi, yang dikenal sebagai momentum pergantian kepemimpinan di Negara Indonesia.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bulungan, Lili Suryani menjelaskan, soal keikutsertaan perempuan dalam pesta demokrasi pemilihan umum, itu sudah luar biasa.
Perbandingan pemilih antara perempuan dan laki-laki, kata Lili, tidak mengalami ketertinggalan yang jauh, tapi angkanya mendekati. Hal itu, berdasarkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang telah ditetapkan beberapa waktu lalu.
“DPT di Kabupaten Bulungan, antara perempuan dan laki-laki, itu jumlahnya tidak terlalu jauh, selisihnya di bawah 10 persen,” ungkap perempuan yang merupakan aktivitas HMI pada masanya.
Ia melanjutkan, atas dasar tentu suara perempuan sangat penting dalam pelaksanaan pemilihan umum tahun 2024. Perempuan di rumah tangga sekalipun, mesti bisa menentukan pilihannya.
“Dia harus melihat visi-misi semua calon. Apalgi, berbicara pemilih perempuan di Bulungan hampir sama dengan laki-laki. Suara perempuan sangat berpengaruh terhadap proses pemilu 2024, khususnya di Bulungan karena perbedaan jumlah DPT antara laki-laki dan perempuan di bawah 10 persen, sekitar 2-3 persen dari jumlah DPT yang ada,” tuturnya.
Berbicara soal keterlibatan masyarakat dalam perpolitikan, itu sebenarnya dikembalikan sepenuhnya kepada masyarakat. Tinggal bagimana mereka menilai, tapi paling tidak suara perempuan juga harus diperhatikan.
“Karena siapa yang bisa memperhatikan suara perempuan,kalau bukan perempuan itu sendiri,” ucapnya.
Adapun, mengenai keterwakilan perempuan di setiap partai politik di tiga Daerah Pemilihan (Dapil) di Bulungan, kata Lili sudah terpenuhi 30 persen.
“Kalau keterwakilan perempuan di tiap parpol itu rata-rata di atas 30 persen, sedangkan untuk wilayah lain saya tidak tahu. Karena adanya perubahan perhitungan pembulatan sebenarnya,”imbuhnya.
Sementara itu, hangout community Famm Indonesia, Jannah dalam kesempatan itu mengungkapkan, kalau melihat dari data yang ada, suara perempuan yang berperan dalam perpolitikan itu cukup banyak. Tapi, memang yang menjadi sangat mines, pemilih perempuan itu banyak tapi dan yang duduk di kursi legislatif masih relatif terbatas.
Untuk memenuhi 30 persen peran perempuan dalam perpolitikan, kalau di lihat hari ini masih tergolong sulit. Musababnya, bisa jadi karena pengetahuan yang belum didapat atau mungkin kesempatan yang belum diberikan kepada perempuan yang ada di Indonesia.
Soal peran perempuan dalam memberantasi money politic kata dia, menjadi pemilih cerdas tidak hanya mau datang ke TPS, menyalurkan hak pilih. Tapi, bagimana perempuan bisa mengkroacek siapa sebenarnya yang di pilih.
“Terus, bagimana menjaga suara kita agar tidak dipermainkan atau hanya sebatas jadi target monay politik,” tegasnya.
Selain itu, perempuan mesti perlu penguatan kapasitas diri dengan cara memilih berdasarkan hasil pikiran dan isi hatinya, tanpa ada intervensi dari pihak mana pun. Karena kadang, perempuan memiliki kapasitas tapi tidak mau menyalurkan atau tidak mengatahui harus disalurkan kemana.
Monay politik tidak mencerdaskan pemilih sama sekali, meskipun dilemanya perempuan itu mudah untuk dipengaruhi apalagi urusan uang, karena perempuan selama ini selalu dibebankan pada urusan domestik. Dimana, mereka mengharuskan untuk mengatur keuangan keluarga .
“Jadi, ketika ada iming-iming, ya iya, bisa ini untuk memenuhi kebutuhan dapur,” imbuhnya.
Ia pun mengajak para caleg yang berkontestasi, harus bisa menyuarakan suara perempuan. Sehingga, bisa menjadi isu bersama agar perempuan di Indonesia dan Bulungan Khususnya, bisa tercerdaskan tidak hanya dengan mengambil uangnya.
“Ada juga tagline, ambil uangnya, jangan pilih calegnya. Tapi, ini juga bukan pilihan cerdas, tapi ayo kawal ayo kawal suara kita supaya dimiliki oleh perwakilan yang kita inginkan,” katanya.
Hal itu ia paparkan, saat menjadi pengagags dialok mengawal suara perempuan, di kantor KPU Bulungan, yang dihadiri oleh anggota Bawaslu Bulungan, Sri Wahyuni dan para mahasiswi dari beragam Perguruan Tinggi di Bulungan. (tin/and)
Editor:Â Andhika