MALINAU – Banjir Di Kabupaten Malinau, telah merendam hampir 80 persen kawasan Desa dari total 109 Desa yang ada. Dampaknya, menimbulkan kerugian material bagi masyarakat, bahkan ada yang sampai kehilangan tempat tinggal.
Wakil Gubernur Kaltara, Yansen Tipa Padan, saat melakukan tinjauan beberapa waktu lalu berujar, pemerintah Pusat, Provinsi hingga Kabupaten mesti bersama-sama membantu masyarakat Malinau yang terdampak.
Melihat kondisi yang ada, kata dia pemerintah sudah sepatutnya harus eksen bergerak langsung ke lapangan, tidak hanya sebatas tinjau. Selain pemukiman dan rumah warga yang terendam, jembatan gantung menuju Desa Paking juga ikut hanyut.
“Ini harus diambil sikap bersama, mulai dari pemerintah Pusat, Provinsi sampai dengan Kabupaten,” ujar Yansen, baru-baru ini.
Selain itu, kepada masyarakat Malinau utamanya Desa yang terdampak, wagub minta untuk tetap waspada. Dan antisipasi segala kemungkinan yang terjadi, dengan tetap harus kedepankan keselamatan.
“Kalau 80 persen kawasan desa yang terendam, maka ini merupakan banjir terbesar kedua setelah tahun 1997,” tuturnya.
Namun, pada waktu itu ( tahun 1997 red) drainase belum di bangun termasuk dengan siring sungai. Sehingga, air dengan leluasa naik ke kawasan pemukiman, tapi kondisi yang terjadi saat ini itu semua telah dibangun termasuk drainase yang telah dibenahi.
Selanjutnya, wagub Yansen juga berkesempatan untuk mengunjungi beberapa posko pengundi, bagi warga terdampak dan memberikan beberapa bantuan untuk kebutuhan masyarakat.
Sementara itu, seorang warga asal Malinau (Rifan) saat dikonfirmasi menyampaikan kondisi terkini hari ini, air sudah mulai surut dan aktivitas masyarakat kembali dijalankan secara normal. Kemudian, membersihkan rumah dan seisinya usai direndam banjir.
“Iya, Puji Tuhan kondisi air saat ini sudah mulai surut. Terpantau, masyarakat mulai melangsungkan rutinitas sehari-hari setelah membersihkan rumah masing-masing,” tutupnya. (tin/and)
Reporter: Martinus Nampur
Editor: Andhika