spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Warga Tarakan yang Ditinggal di Perbukitan Diminta Waspada

TARAKAN – Kota Tarakan masih berpotensi rawan akan bencana alam dengan tingginya intensitas curah hujan yang umumnya terjadi pada malam hari. Oleh karana itu, warga yang tinggal di perbukitan diminta untuk selalu waspada terhadap bencana tanah longsor

Kepala BPBD Kota Tarakan, Yonsep menjelaskan permukiman yang berada pada kemiringan di atas 30 derajat rawan terhadap bencana longsor. Dirinya tak menampik masih banyak warga Tarakan yang memiliki rumah di daerah perbukitan. Hal ini disebabkan karena Tarakan merupakan wilayah kepulauan sehingga lahanya tidak luas. Namun pihaknya tidak bisa melarang karena keterbatasan lahan. Alhasil, mereka terpaksa membangun dan tinggal di daerah perbukitan.

“Penyebab longsor itu karena pemukiman penduduk yang rata-rata berada di lereng gunung perbukitan,” kata Yonsep di Tarakan belum lama ini.

Sejumlah upaya pun dilakukan BPBD guna meminimalisir dampak dari tanah longsor. Salah satunya, melakukan imbauan kepada masyarakat untuk selalu waspada, khususnya saat terjadi hujan deras.

“Kalau ada hujan yang intensitasnya tinggi, kita mengharapkan mereka menghindar dari tempat tinggal mereka sementara, jangan tidur,” ucapnya.

Yonsep mengungkap pada Oktober 2024 ini, tanah longsor mendominasi kejadian bencana alam di Tarakan.  Menyikapi banyaknya kejadian, pihaknya telah melakukan asesmen guna mengurangi resiko dan dampak dari kejadian bencana alam. Selain itu memberi sejumlah bantuan tahap pertama berupa sembako dan lain sebagainya untuk para korban. (apc/and)

Reporter: Ade Prasetia
Editor: Andhika

16.4k Pengikut
Mengikuti

BERITA POPULER