TANJUNG SELOR – Warga Desa Bunyu Barat, Kecamatan Bunyu, Kabupaten Bulungan, mengeluhkan dampak dari aktivitas perusahaan Pertamina.
Pasalnya, limbah dari perusahaan Pertamina ini mengancam tanaman tanam tumbuh milik masyarakat setempat. Seperti halnya terjadi di jalan Kampung Bugis RT.11 Bunyu Barat, Kecamatan Bunyu,Kabupaten Bulungan, Kaltara.
“Gara-gara jalan perusahaan, tidak ada drainasenya. Sehingga, ketika hujan aliran air yang bercampur lumpur masuk ke kebun kami,” kata salah satu pemilik kebun, Romi kepada wartawan, Selasa (5/3/2024).
Akibatnya, kata Romi banyak tanaman tanam tumbuh miliknya mati, seperti pohon pisang dan kayu jati. Dampak secara luasnya, lahan tidak dapat digunakan lagi untuk bercocok tanam.
Dirinya sangat menyesal, karena kurangnya itikad baik dari perusahaan Pertamina terhadap persoalan tersebut. Apalagi, kata dia kasus ini sudah terjadi sejak Oktober 2022 lalu.
“Kita sudah lakukan audensi dengan perusahaan, tapi sampai dengan hari ini tidak ada itikad baik. Malahan, tindaklanjutnya terkesan di tunda-tunda. Memang mereka (pihak perusahaan red) pernah mengambil sampel, tapi tidak ada juga progres atau solusi setelah itu, sampai dengan hari ini,” kesal Romi.
Dilanjutkan, bahwa lahan yang terdampak itu merupakan milik keluarganya dengan luasan 145×120 meter. Sementara, lahan yang terdampak itu mencapai 20×120 meter.
Bahkan, dirinya mengakui telah melakukan upaya koordinasi dengan pihak perusahaan, terhadap masalah tersebut. Koordinasi dilakukan, sebagai bentuk penanggungjawab dari pihak perusahaan sehingga persoalan yang sama tidak lagi kembali terulang.
“Kasusnya ini sudah sejak lama, dari tahun 2022 dan sampai saat ini belum ada solusi. Kami berharap dari pihak perusahaan ada rasa tanggungjawab terhadap masyarakat yang lahannya terdampak, apalagi lahan kami tidak bisa digunakan untuk melakukan aktivitas bercocok tanam, karena lagannya dipenuhi lumpur berwarna merah kecoklatan,” pungkasnya. (tin/and)
Editor: Andhika