spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Tingkatkan Pengawasan Tekan Kenaikan Harga Beras

TANJUNG SELOR – Harga beras yang merangkak naik menuntut perhatian dari seluruh pemangku kebijakan. Kenaikan ini, dapat dikaitkan dengan berbagai faktor seperti berkurangnya stok beras secara Nasional.

Larangan ekspor yang diberlakukan oleh beberapa negara, kenaikan biaya produksi, dan tidak efisiennya rantai pasok beras menjadi salah satu faktor pemicu kenaikan harga beras.

Kepala Kanwil V KPPU Balikpapan, Andriyanto, menuturkan perlu adanya usaha bersama untuk meningkatkan produksi padi di dalam negeri. Disamping itu, pemerintah perlu segera merumuskan kebijakan jangka panjang untuk komoditas pangan penting, khususnya beras.

“Termasuk meningkatkan cadangan beras, supaya bisa mencukupi kebutuhan sampai periode panen raya tahun depan, kemudian merevitalisasi lahan pertanian, dan peningkatan efisiensi rantai pasok beras,” ujarnya.

Dari hasil tinjauan dan pemantauan pasar di wilayah Balikpapan, Kaltim terdapat tren yang mengkhawatirkan di mana banyak pedagang menjual beras di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Beras dengan kualitas premium, dijual seharga Rp 10.900 per kilogram. Beras kualitas medium Rp 13.900 per kilogram.

KPPU Balikpapan telah menemukan bahwa beras premium di pasar tradisional dijual dalam kisaran Rp 17.000 hingga Rp 19.000 per kilogram, sementara beras kualitas medium dihargai antara Rp 12.500 hingga Rp 16.000 per kilo.

Sementara, untuk di Pasar Induk Tanjung Selor harga sejumlah komoditi beras juga alami kenaikan. Seperti jenis beras lokal merek angga dijual seharga Rp 20 ribu perkilo, sementara harga beras bulog dikisaran Rp 11.500 per kilo. Beras lokal merek lainnya dikisaran Rp 15 ribu.

Nurdiana (33) salah seorang pedagang pasar, kepada media ini menyampaikan harga beras lokal tersebut tidak ada kaitannya dengan imbas kenaikan pangan secara Nasional. “Harga beras lokal ini tergantung dengan kualitas, dan ketersediaan yang dimiliki oleh para petani,jadi kalau harga pangan nasional itu naik, harga beras lokal tidak berpengaruh,” tuturnya.

Beda kemudian dengan beberapa beras premium dan medium. Karena memang didatangkan dari luar Kalimantan. “Kami hanya menjual beras lokal, kalau beras mediun atau beras premium kami tidak menjualnya,” tutupnya. (tin/and)

Reporter: Martinus Nampur
Editor: Andhika

16.4k Pengikut
Mengikuti

BERITA POPULER