TARAKAN – Belakangan ini air PDAM di sebagian wilayah Kota Tarakan, Kalimantan Utara, sering mati. Air kadang mengalir, tapi lebih sering mati. Kondisi ini pun dikeluhkan sebagaian warga Tarakan, baik melalui group WhatsApp maupun media sosial Instagram.
Dikonfirmasi terkait hal tersebut, Direktur Perumda Tirta Alam PDAM Kota Tarakan, Iwan Setiawan melalui Kabag Humas, Sunarto mengatakan, kondisi itu terjadi karena adanya pengerukan di Embung Persemaian.
Pengerukan tersebut sudah dilakukan sejak dua pekan dan per Minggu (12/5/2024), kegiatan sudah selesai.
Lebih jauh dijelaskannya, Embung Persemaian selama kurang lebih 20 tahun tak pernah dikeruk. Alhasil, sedimentasi di Embung Persemaian mencapai ketinggian 2 meter.
“Per Minggu sore pukul 17.00 WITA pengerukan dinyatakan selesai. Kemarin alat sudah diambil dari pihak pengerukan BWS yang punya. Kemarin BWS diminta bantuan ke PDAM dan alhamdulillah pengerukan sudah selesai dan hari ini mulai proses pengisian Embung Persemaian,” beber Sunarto, Senin (13/5/2024).
Lebih jauh dijelaskannya, normalnya embung tersebut memiliki debit air 245 liter per detik. Namun, mengalami penurunan dan saat ini hanya 180 liter per detik. Kendati demikian, dia memperkirakan sore ini sudah kembali normal.
“Selama tidak ada gangguan yang kita tidak sengaja. Artinya tiba-tiba listrik mati, pas proses pengisian ada pipa gede bocor otomatis harus mematikan instalasi,” jelasnya.
Dia tak menampik, aktivitas pengerukan ini berimbas pada beberapa wilayah sehingga airnya tidak mengalir.
Di antaranya Jalan Gajah Mada, Cenderawasih sebagian, Selumit Darat, Bhayangkara, Mulawarman, Aki Babu, Selumit dari pegunungan.
Kemudian Sebengkok AL, Karang Rejo, Karang Anyar, Yos Sudarso Juata Harapan dan Aki Balak.
“Khususnya wilayah Tarakan Barat dan Tengah sebagian. Namun untuk Timur tidak ada masalah. Prediksi saya, nanti malam atau besok sudah kembali normal,” terangnya.
Usai pengerukan selesai, pihaknya menunggu proses pengisian embung. Di lokasi tersebut, kata dia, ada dua Embung. Pertama berada di dekat wisata dan kedua embung yang saat ini dilakukan pengerukan.
“Makanya saat hujan deras, dimana mana banjir, begitu satu minggu tidak hujan, di sana kering karena sedimentasinya tinggi. Ketinggian sedimentasinya 2 meter lebih. Normalnya harusnya 245 liter per detik,” katanya.
Selain pengerukan, air PDAM sering mati juga disebabkan karena perbaikan reservoar Embung Persemaian yang bocor.
“Tapi apa bila ada hujan yang cukup dan Embung Persemaian penuh Insya Allah 2 hari kedepan sudah bisa produksi normal,” katanya.
Penulis: Ade Prasetia
Editor: Yusva Alam