TANJUNG SELOR – Yansen Tipa Padan menegaskan keinginannya untuk maju sebagai Calon Gubernur Kalimantan Utara pada Pilkada 2024 mendatang.
Motivasinya maju sebagai orang nomor satu di provinsi ke-34 ini, berangkat dari perenungan panjang tentang cita-cita awal pendirian Kaltara yang dinilai masih jauh dari harapan.
“Harus kita ketahui Kalimantan Utara yang dulu (berawal) dari Kabupaten Bulungan ini, dengan kecamatan yang tersebar di seluruh wilayah Kaltara dengan kurang lebih 70 ribu kilometer persegi, belum merasakan dampak pembangunan,” ujarnya kepada awak media belum lama ini.
Sebagai pelaku sejarah pendirian Kaltara, Yansen memahami betul bagaimana proses pembentukan Kaltara.
Dia menguraikan, pokok pikiran pendirian Bumi Benuanta Kaltara ini berangkat dari kegelisahan masyarakat saat masih berada di Provinsi Kalimantan Timur, namun belum merasakan dampak pembangunan yang signifikan utamanya dari sisi pelayanan pemerintah.
“Tapi ketika perjalanan Kaltara yang dibentuk menjadi sebuah provinsi, ada satu hal yang menjadi ganjalan saya. Pertama, saya memahami secara kontekstual proses pembentukan Kaltara ini yang mensyaratkan semua orang berpikir bahwa kondisi (masyarakat) Kaltara ini belum sepenuhnya mendapatkan layanan yang baik,” tutur Wakil Gubernur Kaltara ini.
Kata Yansen, kegelisahan yang melahirkan gagasan pendirian Kaltara inilah yang akhirnya menyatukan pikiran masyarakat untuk memperjuangkan pembentukan Kaltara.
Secara spesifik, realitas pembangunan Kaltara saat ini pun menurut Yansen, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia belum terkelola dengan baik.
“Layanan pemerintah juga tidak maksimal, persoalan-persoalannya tidak pernah terkelola dengan baik,” sebut mantan bupati dua periode ini.
“Dan yang paling menyedihkan provinsi besar ini sumber daya alam dan manusianya tidak terkelola dengan baik. Ini persoalan-persoalan yang secara tereksplisit,” lanjutnya.
Alih-alih sekedar ambisi mengejar jabatan, baginya pengalaman di birokrasi selama puluhan tahun dan sebagai ketua partai politik sudah cukup untuk hanya sekedar mencari pengakuan.
“Dari awal Malinau masih sejak menjadi Kabupaten Bulungan, mulai camat menjadi kepala badan, kemudian sekda, lalu bupati hingga wakil gubernur sekarang menurut saya sudah cukup lah bagi saya,” kata Ketua DPD Partai Demokrat Kaltara ini.
“Persoalannya sekarang bukan soal jabatan. Karena dari pengalaman saya sebagai pemimpin birokrasi dan pemimpin politik, sejak tahun 1993 sampai sekarang ini menurut saya cukup lah saya mewarnai perjalanan Kaltara ini,” tambahnya.
Karena itu, menurutnya, pilkada merupakan kesempatan yang baik meletakkan kembali semangat awal pembangunan Kaltara.
Penulis: Ade Prasetia
Editor: Yusva Alam