spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Tarian Khas Dayak Belusu Masuk Rekor Muri Kedua Kalinya

TANA TIDUNG – Setiap daerah di Kaltara, memiliki ciri khas dan keunikan budaya masing-masing. Hal itu, merupakan peluang yang dimiliki dan jika dibudidayakan dengan baik, maka outputnya akan memperoleh nilai ekonomi, dari aspek wisata.

Karena seyogianya, setiap pelestarian budaya mesti berdampak bagi kesejahteraan masyarakat. Selain karena budaya sebagai sumber nilai dan identitas bangsa, juga  dapat berperan penting dalam peningkatan ekonomi.

Kepada media ini, wakil Bupati KTT, Hendrik mengungkapkan di Bumi Upuntaka kata lain dari KTT, memiliki potensi dan keungulan budaya yang masih perlu di promosikan hingga ke kanca Nasional bahkan Internasional. Hal itu, diungkapkan Hendrik, usai mengikuti gelaran tarian seni dan budaya dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Malinau.

Dimana, tarian adat Dayak Belusu meraih rekor muri yang kedua kalinya. “Kami berharap, gelaran budaya ini, semakin ditingkatkan ke depannya. Sehingga ,lebih dikenal secara luas baik di kanca Nasional maupun Internasional,” tuturnya.

Tarian adat Belusu,telah mendapatkan Muri Dunia yang kedua kalinya, hal ini wajib diapresiasi. Karena, prestasi yang diraih setelah melalui tahapan kerja keras, kekompakan dan keuletan bersama. “Saya bangga dengan perolehan muri ini, yang kedua kalinya. Semoga, melalui rekor ini budaya adat Belusu makin di kenal secara luas oleh masyarakat untuk mengait para wisatawan,” tuturnya.

Ribuan penari adat Dayak Belusu ikut meriahkan hari kesenian saat perayaan HUT Kabupaten Malinau.

Wabup menambahkan, tarian adat Dayak Belusu yang ditampilkan merupakan jenis tarian seribu riti. Saat penampilan, peserta nampak kompak dengan kombinasi yang serasi nan unik. Diterangkan wabup, di pergelangan kaki terdapat asesoris gelang kaki yang memiliki suara yang khas.

Dikatakan, wabup kata riti merupakan aksesoris khas masyarakat adat Dayak Bulusu. Bentuknya, berupa gelang kaki yang terbuat dari tembaga yang diwariskan oleh nenek moyang tiap keluarga.

Biasanya, digunakan oleh penari perempuan sebagai pengiring atau bagian yang tak terpisahkan dari prosesi pada aacara kebesaran adat Dayak Bulusu. Sehingga kemudian, disebut sebagai tarian riti. (tin/and)

Editor: Andhika

16.4k Pengikut
Mengikuti

BERITA POPULER