spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Tarakan Rawan Aliran Sesat, Kemenag Perkuat Pengawasan

TARAKAN– Kota Tarakan yang berada di wilayah perbatasan Kalimantan Utara (Kaltara), dinilai rawan terhadap penyebaran aliran sesat dan paham keagamaan menyimpang.

Merespons hal ini, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Tarakan terus memperkuat pengawasan dan pencegahan melalui berbagai langkah strategis.

Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Tarakan, Muhammad Aslam, menyampaikan, bahwa hingga kini belum ditemukan aktivitas aliran sesat yang terdeteksi di wilayah Tarakan. Hal itu berdasarkan laporan rutin dari Kepala KUA di empat kecamatan, yang menyatakan nihilnya aliran menyimpang di wilayah mereka.

“Secara data formal, belum ada temuan aliran sesat di Tarakan. Tapi kami tetap siaga karena mereka biasanya bergerak sembunyi-sembunyi dalam mencari pengikut,” ujar Aslam dikonfirmasi melalui via telepon, Selasa (13/5/2025).

Dia menambahkan, letak geografis Tarakan yang berbatasan langsung dengan negara lain menjadikan daerah ini memiliki kerawanan terhadap penyusupan ajaran menyimpang dan paham radikal.

Oleh karena itu, Kemenag Tarakan bersama Tim Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Keagamaan dalam Masyarakat (Pakem) gencar melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.

Beberapa aliran seperti Antum Muktar, Makam Rahasia, dan Nata Agung yang pernah muncul di wilayah lain telah dinyatakan sesat oleh MUI dan dibubarkan.

Hal ini menjadi pelajaran penting, agar masyarakat tetap waspada dan tidak mudah terpengaruh oleh ajaran yang menyimpang dari nilai-nilai keagamaan yang benar.

Kemenag Tarakan menjalin kerja sama intensif dengan berbagai pihak, termasuk MUI, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), dan Badan Intelijen Negara (BIN), untuk mendeteksi dini munculnya aliran yang tidak sesuai dengan ajaran agama.

“Jika ada indikasi penyimpangan, kami segera lakukan pendekatan dan mediasi kepada tokohnya. Kami ingin membina, bukan langsung menindak. Tujuan kami adalah mengembalikan mereka ke ajaran yang lurus,” jelas Aslam.

Selain itu, kegiatan sosialisasi moderasi beragama juga terus digalakkan, sebagai langkah pencegahan terhadap tumbuhnya pemahaman ekstrem dalam masyarakat.

Sebagai garda terdepan, Kemenag Tarakan memiliki 32 penyuluh agama Islam yang aktif memberikan penyuluhan dan pembinaan langsung ke masyarakat. Para penyuluh ini dibekali pemahaman moderat dan kemampuan mendeteksi ajaran menyimpang secara dini.

“Kami juga libatkan para tokoh agama untuk berdakwah dengan pendekatan damai, menghargai perbedaan, dan menanamkan nilai-nilai toleransi,” tutur Aslam.

Baru-baru ini, Kemenag Tarakan juga menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Deteksi Dini Konflik Keagamaan Islam. Kegiatan ini diharapkan bisa menjadi model pencegahan yang juga diikuti oleh pemeluk agama lain.

Penulis: Ade Prasetia
Editor: Yusva Alam

⚠️ Peringatan Plagiarisme

Dilarang mengutip, menyalin, atau memperbanyak isi berita maupun foto dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari Redaksi. Pelanggaran terhadap hak cipta dapat dikenakan sanksi sesuai UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dengan ancaman pidana penjara maksimal 10 tahun dan/atau denda hingga Rp4 miliar.

16.4k Pengikut
Mengikuti

BERITA POPULER