TARAKAN – Menjelang empat hari sebelum Hari Raya Iduladha 2025, Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Tarakan menyampaikan kondisi terkini stok bahan pokok yang ada di gudangnya.
Sri Budi Prasetyo, Kepala Perum Bulog Divre Tarakan, mengungkapkan bahwa stok beras saat ini mencapai 2.000 ton. Dengan asumsi kebutuhan bulanan sekitar 300 ton, maka persediaan ini dianggap mencukupi hingga tujuh bulan ke depan.
“Tapi itu untuk konsumsi sekitar 20 persen masyarakat Tarakan saja. Kalau digunakan untuk 100 persen konsumsi masyarakat Tarakan yang mencapai 1.600 ton per bulan, stok hanya cukup untuk satu setengah bulan,” jelasnya, Senin (2/5/2025).
Selain beras, Bulog juga mengantongi stok minyak goreng sebanyak 40.000 liter, yang diperkirakan mampu mencukupi kebutuhan masyarakat selama satu bulan. Namun, untuk gula, Bulog Tarakan saat ini belum memiliki stok sama sekali.
“Gula belum tersedia karena musim giling baru akan dimulai. Kami akan mendatangkan gula setelah mendapatkan harga yang layak dan bisa dijual ke masyarakat sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET),” ujarnya.
Sri Budi menjelaskan, bahwa harga gula dari produsen masih tergolong tinggi. Terakhir, pihaknya mendapatkan penawaran dengan harga Rp16.500 per kilogram. Dengan tambahan ongkos angkut, harga jual di Tarakan bisa mencapai Rp17.500 hingga Rp18.000 per kilogram, melampaui HET yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
“Kalau harganya melebihi HET, kami tidak bisa menjualnya karena Bulog ditugaskan untuk menjual sesuai ketentuan,” tambahnya.
Bulog Tarakan saat ini sedang mengupayakan pemanfaatan jalur tol laut untuk pengiriman berbagai komoditas, termasuk gula. Jika upaya ini disetujui, biaya pengangkutan dapat ditekan hingga Rp100 per kilogram, yang berarti penghematan sekitar Rp3 juta hingga Rp6 juta per kontainer berkapasitas 20 ton.
Pihak Bulog berharap agar pengajuan pemanfaatan tol laut ini dapat segera terealisasi pada tahun ini, demi mendukung efisiensi dan stabilitas distribusi pangan ke Tarakan.
Penulis: Ade Prasetia
Editor: Yusva Alam