TANJUNG SELOR – Beredar video Speedboat Andalas VII yang membawa penumpang dari Pelabuhan Tengkayu 1 Tarakan sekira pukul 07.50 Wita menuju Tanjung Selor, Bulungan nyaris tenggelam di daerah Salimbatu, Tanjung Palas Tengah, pada Senin (23/09/2024).
Speedboat berhasil menepi di Pelabuhan Salimbatu dilanjutkan dengan evakuasi penumpang. Beruntung segera ditangani sehingga semua penumpang dalam keadaan selamat.
Salah satu saksi penumpang speedboat (LL) yang menyaksikan langsung atas kejadian itu menyatakan, saat kejadian dirinya sedang tidur, dan terbangun karena air masuk dalam speedboat dan penumpang lainnya merasa panik.
“Untungnya sudah dekat Salimbatu. Speedboat berat jalannya, karena air semakin banyak masuk. Posisi speedboat berat belakang,” kata dia menerangkan.
Karena cepat disigap oleh motoris, tidak berselang lama kemudian speedboat merapat ke Pelabuhan Salimbatu. Perihal itu, semua pihak angkat bicara tidak terkecuali oleh DPRD Kaltara.
Anggota DPRD Kaltara, Moh Nafis saat dikonfirmasi menyampaikan, atas peristiwa itu mesti dilihat kronologisnya, apakah karena human eror atau kelalaian daripada pemilik speedboat.
“Ke depannya pihak pemilik sped boat sebelum berangkat dicek terlebih dahulu kondisi armadanya. Masih layak atau tidak, untuk beroperasi,” tegas Muh Nafis.
Politisi PKS ini menambahkan, kalau ada indikasi kelalaian pihak pemilik speedboat diberikan sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Karena ini menyangkut nyawa manusia. Dan ini sebagai pembelajaran oleh pemilik armada yang lain untuk dijadikan perhatian,” tukasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua II DPRD Bulungan, Tasa Gung menyarankan kepada pemerintah daerah lewat dinas terkait terutama berurusan soal speedboat ini, supaya diperhatikan kelayakan sebelum diberangkatkan.
“Kepada dinas terkait khususnya dinas Perhubungan dalam hal ini untuk lebih memperhatikan armada speedboat yang hendak berangkat. Dipastikan dulu kondisi kelayakan baik dari body speedboat maupun mesinnya,” kata Tasa Gung.
Politisi Hanura ini menyarankan cek and ricek terhadap speedboat ini kalau bisa dalam kurun waktu enam bulan sekali. Supaya keamanan, kenyamanan dan keselamatan penumpang itu harus jadi prioritas utama.
“Apalagi satu-satunya transportasi kita jika hendak berangkat ke Tarakan itu lewat jalur sungai atau laut. Kalau nanti itu tidak dirawat dan diperhatikan dengan baik maka hal-hal seperti ini bisa kembali terulang,” pungkasnya.(*)
Penulis: Martinus
Editor: Yusva Alam