TARAKAN – Nama Bupati Nunukan, Asmin Laura santer terdengar bakal maju pada kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi Kalimatan Utara (Kaltara) 2024. Nama Laura dikabarkan akan dipinang menjadi bakal calon wakil gubernur.
Menanggapi hal itu, Laura menyebut bahwa saat ini dirinya masih fokus menyelesaikan tanggung jawab sebagai Bupati Nunukan. Terkait perkembangan politik ke depan, ia akan melihat dinamika partai serta dukungan dari masyarakat.
“Kita tidak memungkiri ketika masyarakat bawah menginginkan dan mensupport. Sebab suara dari arus bawah yang penting. Sebagai figur kita hanya mempersiapkan diri,” kata Laura kepada awak media di Tarakan, belum lama ini.
Menurutnya, permintaan masyarakat merupakan tugas yang mulia karena dapat bekerja untuk kepentingan orang banyak. Terlebih dorongan dari masyarakat bawah.
Bupati Nunukan dua priode ini mengakui, sudah banyak dilirik oleh partai politik. Bahkan melakukan komunikasi. Sedikitnya ada sekitar 3 hingga 4 partai. Meski demikian, ia tidak ingin gegabah menanggapinya. Terlebih setiap partai juga memiliki kader masing-masing.
“Dalam dunia politik, komunikasi lintas partai merupakan hal yang lumrah. Saya sebagai politikus juga akan melakukan hal yang sama. Silaturahmi itu hal biasa,” ujarnya.
Mempertegas akan maju sebagai 01 atau 02 pada Pilkada Kaltara 2024, Laura masih enggan berspekulasi lebih jauh.
“Nanti kita liat perkembangannya. Kan masih Agustus,” kata Laura.
Selain parpol, ibu tiga anak ini juga menyebutkan, lebih banyak figur-figur yang mendekat dan menjalin silaturahmi. Akan tetapi akan tetap konsisten fokus pada program kerja di Nunukan.
“Saat ini kami masih fokus untuk yang akan melanjutkan kepemimpinan saya di Nunukan. Sisanya, saya fokus menuntaskan pekerjaan di pemerintahan,” tuturnya.
Menurut Laura, hal mendasar di Kaltara yang perlu dibenahi adalah SDM dan infrastruktur. Akan tetapi, membangun Kaltara menurutnya tidak boleh mementingkan ego pribadi.
“Misalnya ada yang tidak sejalan dengan saya, akan tetapi kita bekerja sesuai kebutuhan masyarakat. Harus berkeadilan. Misalnya tak cocok dengan si A atau B maka daerahnya tidak dibangun. Jangan berpikir seperti itu,” tegasnya.
Penulis: Ade Prasetia
Editor: Yusva Alam