SAMARINDA – Para pemenang juara lomba bertutur tingkat SD/MI se-Kalimantan Timur telah menerima tropi dan piagam penghargaan yang secara langsung diserahkan oleh Staf Ahli Gubernur Kaltim, Bidang Reformasi Birokrasi dan Keuangan Daerah, Diddy Rusdiansyah Anan Dani, Selasa (18/9/2023) lalu di Ruang Ruhui Rahayu, Kantor Gubernur Provinsi Kaltim.
Adapun Juara 1 lomba bertutur tingkat SD/MI tahun 2023 ini diraih oleh Azza Ashila dari SD YPPSB 1 Sangatta Utara, Kutai Timur yang sukses menjadi juara pertama dengan membawakan cerita tentang Siluq dan Ongo yang merupakan cerita rakyat tentang legenda anak sungai Mahakam.
Usai penyerahan hadiah, Azza Ashila menceritakan perasaannya waktu di atas panggung saat prosesi penerimaan tropi. “Agak gugup waktu menerima hadiah di atas panggung,” ujar gadis cantik yang didampingi gurunya ini.
Azza–sapaan akrabnya, juga berbagi kunci sukses tentang kiat-kiat hingga menjadi juara 1 pada Lomba Bertutur Kata Tingkat Kaltim 2023 ini. “Latihan terus sama dengan sabar dan sering-sering baca buku,” ujar siswi kelas 5 SD YPPSB 1 Sangatta Utara ini.
Sementara itu, Guru Azza Ashila yang juga pelatih bertuturnya Tyas Azizah, bercerita saat lomba yang dijalanni oleh muridnya yang sempat ada gangguan di atas panggung karena sedang flu. “Jadi sempat meler, tapi dia tangguh bisa mengatasinya hingga juri memberinya nilai tertinggi,” ungkapnya.
Di sekolah, gurunya juga bercerita bahwa Azza Ashila adalah anak yang cerdas dan sering mendapat juara kelas. “Sistem di sekolah kita memang nggak ada sistem ranking ya, kita berdasarkan nilai, dan Ashila memang sering paling tinggi nilainya. Dia juga kan orangnya ramai,” ujar Tyas.
Tyas juga mengaku bersyukur dengan kemenangan muridnya yang selama ini dilatihnya, karena sebelumnya juga pernah juara tingkat Kabupaten. “Ashila sebelum di sini juga Juara 1 Lomba Bertutur tingkat Kabupaten,” tutupnya.
Sementara itu, Staf Ahli Gubernur Kaltim Bidang Reformasi Birokrasi dan Keuangan Daerah, Diddy Rusdiansyah Anan Dani, berharap Lomba Bertutur terus dikembangkan agar cerita-cerita rakyat bisa terus lestari.
“Bertutur inikan bercerita ya, bercerita soal cerita-cerita rakyat. Kalau bisa juga Lomba Bertutur ini pakai bahasa asli Kaltim, yakni bahasa Kutai, Dayak dan Paser, agar budaya literasi asal Kaltim tidak hilang, dan berharap acara seperti ini terus dilestarikan,” tutupnya. (adv/and)