TARAKAN – Seorang pria bernama Kaharuddin warga Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara) dilaporkan hilang saat menembak burung di Hutan Mangkudulis. Setelah dilakukan pencarian, korban akhirnya ditemukan dalam kondisi selamat.
Kepala Basarnas Tarakan, Syahril melalui Kasi Operasi Dede Hariana mengatakan, korban yang hilang berusia 34 tahun. Informasi hilangnya Kaharuddin diterima Basarnas Tarakan pada Selasa (2/1/2024) pukul 10.15 Wita dengan titik koordinat 3°30’43.66″N117°18’23.39″E.
Usai menerima informasi itu, Basarnas kemudian melakukan pencarian korban sejak pukul 10.30 Wita, dengan memberangkatkan satu Tim Rescue Kansar Tarakan ke lokasi kejadian.
Jarak dari Kantor Basarnas Tarakan menuju lokasi yakni 18,78 NM atau sekitar dua jam. Tim SAR melakukan pencarian korban menggunakan metode detection atau penyisiran di area lokasi kerjadi. Adapun sarana yang digunakan antara lain D-Max, 1 unit RIB, peralatan medis satu set, peralatan komunikasi dan mountenering.
Meski menemukan kendala dalam proses pencarian korban yakni tidak adanya sinyal, pencarian yang dilakukan sejak Selasa tersebut akhirnya membuahkan hasil. Kaharuddin akhirnya ditemukan dalam kondisi selamat.
“Pukul 06.00 Wita Tim SAR Gabungan telah berhasil menemukan korban dalam kondisi selamat pada koordinat 3°33’56.10″ N 117°14’29.78E dengan radius 2.56 Km dari LKP,” ucapnya.
Selanjutnya, korban dievakuasi menuju kediamannya di Desa Mangkudulis Kabupaten Bulungan, Kaltara. “Pukul 06.10 WITA Ops SAR dinyatakan selesai dan diusulkan untuk ditutup serta unsur gabungan yang terlibat dikembalikan ke satuan masing-masing dengan ucapan terima kasih,” katanya.
Dede mengungkapkan, saat ditemukan Tim SAR, Kaharuddin dalam kondisi lemas. Terungkap pula, penyebab dia hilang lantaran tersesat karena hutan lebat dan kondisi hari mulai gelap.
Dede juga mengingatkan masyarakat untuk mengurangi aktivitas di hutan terlebih saat malam hari. Dikatakannya, pada malam hari, jarak pandang terbatas, sehingga lebih sulit untuk bernavigasi dan menghindari rintangan.
Melihat dan menghindari hewan berbahaya juga menjadi lebih sulit. Selain itu, cuaca bisa menjadi jauh lebih dingin di malam hari.
“Jika aktifitas malam hari dikurangi, perlu juga menyiapkan alat navigasi atau komunikasi,” pungkasnya.
Penulis: Ade Prasetya
Editor: Yusva Alam