spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Perubahan Tata Guna Lahan Jadi Penyebab Banjir di Karang Harapan

TARAKAN – Masyarakat di sekitar Embung Rawasari, Jalan Karang Harapan, Kecamatan Tarakan Barat mengeluh kerap mengalami banjir saat hujan deras berlangsung. Warga sekitar menilai banjir disebabkan karena embung tidak rutin dilakukan normalisasi.

Menanggapi hal itu, menurut Kepala BWS Kalimantan V Tanjung Selor, Mustafa, banjir di sekitar Embung Rawasari disebabkan oleh beberapa hal.

Pertama, terjadinya perubahan tata guna lahan. Hal ini berkaitan dengan pembukaan lahan untuk pembangunan permukiman, sehingga pohon banyak berkurang yang berfungsi menyerap air.

Padahal dahulunya, sejak Embung Rawasari dibangun pada 2015, di sekitar lokasi tidak pernah terjadi banjir.

“Artinya itu tidak ada permasalahan, setelah terjadi penggunaan lahan, gunung dirambat terus, tampungan-tampungan air berkurang, konservasi tidak ada lagi, hujan setengah jam air meluncur semua membawa sedimen,” ujarnya di Tarakan, Selasa (4/2/2025).

Selain perubahan tata guna lahan, penyebab lainnya karena pembangunan jembatan kayu yang dilakukan oleh masyarakat, sehingga memicu meluapnya air sungai. “Apabila ada sampah-sampah yang datang terhalang disitu sehingga akumulasi ke atas meluap lah kebagian atas,” ujarnya.

Kendati demikian, pihaknya telah menyiapkan sejumlah upaya mengatasi banjir di wilayah sekitar Embung Rawasari. Salah satunya, menyiapkan petugas yang standby untuk membuka pintu embung.”Kalau cuaca mendung kita buka saja (pintu embung),” katanya.

Upaya lainnya menambah satu pintu kanal di Embung Rawasari, yang diperkirakan butuh anggaran sekitar Rp 150 juta. Diketahui saat ini baru terdapat dua pintu kanal di Embung Rawasari.

Penulis: Ade Prasetia
Editor: Yusva Alam

16.4k Pengikut
Mengikuti

BERITA POPULER