TENGGARONG – Kondisi Jalan Poros Kecamatan Tenggarong-Loa Janan yang semakin mengkhawatirkan, tepatnya di Desa Rempanga, Kecamatan Loa Kulu, membuat Bupati Kukar, Edi Damansyah, resah. Untuk menghindari korban jiwa dan kecelakaan, ia meminta Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kukar menambal lubang sepanjang jalan tersebut.
Ruas jalan kira-kira sepanjang 200 meter itu, banyak lubang yang menganga dengan kedalaman yang bervariasi. Berada di kiri-kanan badan jalan, membuat pengguna jalan, harus tampak serius memilih jalan saat melintas.
Dengan dana swakelola pemerintah kabupaten (pemkab), Edi pun memerintahkan untuk menambal sejumlah titik. Dengan menuangkan semen di atasnya.
“(Kondisi jalan) sangat parah, langkah kami menutup lobang saja,” ungkap Edi, sambil memantau kondisi jalan, pada Rabu (31/7/2024).
Tidak sedikit, lubang tersebut menimbulkan korban. Bahkan ada hingga terjatuh dan mengalami luka-luka parah. Namun karena statusnya jalan nasional, Pemkab Kukar tidak bisa berbuat banyak. Hanya sekedar menambal, hingga proses rehabilitasi dilakukan pemerintah. Melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kementerian PU yang berkantor di Balikpapan.
“Saya mohon kepala BPJN Kementerian PU, untuk tolong langkah cepat penanganan jalan negara yang menghubungkan Kecamatan Tenggarong-Loa Janan,” harap Edi.
Sementara itu, secara teknis, Kepala Dinas PU Kukar, Wiyono, mengatakan untuk sementara lubang-lubang yang menganga di Desa Rempanga dilakukan penambalan menggunakan semenisasi.
Ia pun berharap warga dan pengguna jalan lainnya bisa sedikit bersabar. Agar bisa bergantian lewat dicjalan tersebut. Karena memang diberlakukan buka tutup jalan.
“Kita menyelesaikan persoalannya utama yang memang mendesak dan mendasar yang memang bisa kita tuntaskan dan tidak membahayakan,” ujarnya.
Wiyono mengatakan, sedang merancang pemecahan masalah jalan rusak seperti ini. Sehingga bisa dilakukan penanganan cepat. Ia memastikan tahun 2025 mendatang, Dinas PU Kukar bisa melakukan perbaikan-perbaikan dengan sistem swakelola. Sehingga bisa difungsikan oleh masyarakat.
“Dengan swakelola supaya bisa langsung digunakan, sehingga bisa langsung fungsional,” tutup Wiyono. (ADV)