spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pelni Tarakan Ungkap Penyebab Rute Tarakan – Surabaya Belum Beroperasi

TARAKAN – Masyakarat tengah menanti beroperasinya kapal rute Tarakan menuju Surabaya. Rute tersebut dirasa perlu, mengingat tingginya permintaan keberangkatan menuju Surabaya. Namun sayangnya, hingga kini kapal rute tersebut belum juga beroperasi.

Menanggapi hal tersebut Kepala Cabang PT Pelni Tarakan, Anwar Sahibe menjelaskan kapal belum beroperasi karena keterbatasan armada.

Saat ini Pelni memiliki 25 kapal yang beroperasi. Lanjut dijelaskannya, dari tahun ke tahun pihaknya meminta dispensasi penambahan penumpang sampai 50 persen dari kapasitas.

“Dari 25 kapal kalau kita minta dispensasi kita membutuhkan kapal kurang lebih 13 atau 12 lagi. Jadi kalau misalnya memenuhi yang ada saja masih membutuhkan kurang lebih sekitar 37 kapal sedangkan kapal kita hanya 25,” ujarnya di Tarakan, Minggu (29/12/2024).

“Jadi kalau pun ada rute baru tentu akan mempengaruhi rute lain. Hal itu tidak bisa dilakukan karena kebutuhan di wilayah Timur sangat tinggi,” sambungnya.

Menurutnya, salah satu cara untuk mewujudkan rute Tarakan menuju Surabaya adalah dengan menambah kapal. Sayangnya, proses pengadaan kapal memerlukan biaya yang cukup tinggi. Tidak hanya itu, juga harus melalui prosedur yang panjang.

“Jadi saya sampaikan pengadaan kapal ada di wilayah pemerintahan. Pelni hanya operator, kalau penambahan harus melalui pemerintah melalui Kementerian Perhubungan.Mekanisme itu melalui PMN. PMN ini apa namanya memerlukan prosedur yang panjang untuk mendapatkannya,” paparnya.

Lanjut Anwar, pada tahun lalu Pelni berencana membeli tiga unit kapal dengan harapan dapat menambah kapasitas penumpang. Saat ini Pelni telah memberikan uang DP sebesar Rp 1,5 triliun. Dimana satu unit kapal seharga Rp 3 triliun.

“Itu pun baru bisa direalisasikan 2026. Karena kapal ini langsung jadi langsung jalan. Harus pesan dulu dan membutuhkan waktu yang panjang. Mulai dari kontrak pembangunanya dan lain-lain,” tutupnya. (apc/and)

Reporter: Ade Prasetia
Editor: Andhika

16.4k Pengikut
Mengikuti

BERITA POPULER