TARAKAN – PT Pelindo IV Regional Tarakan menyebut ada peluang bisnis bagi para pelaku usaha perikanan dan rumput laut untuk mengirimkan komoditasnya menuju menuju luar negeri menggunakan kapal bernama Yokohama.
General Manager (GM) PT Pelindo IV Regional Tarakan Rio Dwi Santoso mengatakan, ada beberapa kedatangan kapal yang membawa material logistik untuk kebutuhan pembangunan KIPI dan pabrik bubur kertas. Namun di arus baliknya ke negara tujuan, kapal pengangkut mengalami kekosongan.
Kekosongan inilah yang menjadi kesempatan bagi pelaku usaha yang ingin menjualkan komoditasnya langsung ke negara tujuan khususnya hasil perikanan dan rumput laut. Rio melanjutkan siapapun bisa memanfaatkan direct call atau kapal ekspor yang datang ke Tarakan dari negara tujuan.
“Pas baliknya itu kosong. Nah bisa gak nanti masyarakat, pengusaha di sini atau di sekitar Kaltara memanfaatkan kapal direct call. Untuk barang yang diangkut dari negara luar ada barang pabrikan, buat untuk kebutuhan KIPI dan pabrik kertas dan ini sudah berjalan dan uji coba sudah berjalan,” ucap Rio Senin, (20/11/2023).
Rio menjelaskan uji coba sendiri sudah dilakukan sebulan lalu. Ke depan, dia mengatakan akan ada kapal besar lainnya yang datang ke Tarakan dengan ukuran 179 meter lebih panjang dari kapal Yokohama.
“Domestik juga begitu yang ke Surabaya atau ke Makassar. Kontainer balik ke Tarakan banyak kosong, belum ada isi. Padahal potensi kemarin pertemuan Polres Tarakan ada FGD disebutkan ada komoditi perikanan, rumput laut potensi. Masalahnya ada gak yang menjual di sini dan bisa langsung ke China,” papar Rio Dwi Santoso.
Kemudian untuk ekspor rumput laut saat ini dia belum mengetahui negara tujuannya apakah China atau Vietnam. Namun, ditegaskannya untuk kapal sudah tersedia dan di dalamnya terdapat river atau container pendingin sehingga dimungkinkan mengirim komoditas dalam bentuk ikan beku.
“Produk ikan bisa dimanfaatkan dikirim. Uji coba kemarin lancar dan sepertinya akan rutin sebulan sekali kalau demand tinggi bisa sebulan dua kali. Konsep hukum marine, kapal mengikuti perdagangan,” paparnya.
Dia mengatakan ada opportunity atau kesempatan bagi pelaku usaha di Tarakan. Rutenya sendiri direct call dari Cina, Jepang, Thailand dan last spot atau labuhan terakhir di Pelabuhan Malundung Kota Tarakan.
“Adanya direct call, misalnya pelaku usaha mau kirim langsung ke China hitungannya murah. Masalahnya ada gak bahan bakunya. Sekarang transportasi ada tinggal mau memanfaatkan saja,” ungkap Rio.
Pihaknya pun telah melakukan koordinasi dengan Bea Cukai. Dari koordinasi tersebut, Bea Cukai siap mensupport sisi kelengkapan dokumen .
“Saat ini masih dalam pengurusan, temporary saja. Kalau dari sisi asosiasi memang belum tapi ketemu dengan beberapa pengusaha saya infokan saja, kemarin perdana,” paparnya.
Dilanjutkannya, jika di Tarakan ada komoditas lainnya selain perikanan dan rumput laut, seperti pisang, atau daun kelor maupun komoditas pertanian lainnya. Menurut Rio, komoditas itu juga bisa dikembangkan untuk di ekspor.
“Lihat pasarnya butuh apa, konsepnya kalau butuhnya kelor maka lahannya disiapkan luas untuk ditanami kelor semua. Ini yang dibutuhkan yang ditanam. Pengalaman di dinas di Bali, ada pengiriman ke Jepang bahan baku setengah jadi bentuk tepung untuk kosmetik dan obat. Itu daun kelor dan pasarannya besar di Jepang,” pungkasnya. (apc/and)
Reporter: Ade Prasetia
Editor: Andhika