spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Optimistis Hapus Kemiskinan Ekstrem

TARAKAN – Wali Kota Tarakan, Khairul berharap dapat menghapus kemiskinan ekstrem hingga nol persen atau zero kasus. Penanggulangan kemiskinan ekstrem ini memang menjadi salah satu atensi dari Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan.

Dia menuturkan, dari tahun ke tahun angka kemiskinan semakin sedikit. Sehingga, diharapkannya bisa zero kasus, meski kemungkinan mustahil karena Tarakan merupakan daerah terbuka.

“Masyarakat di sini hidup di atas garis kemiskinan, tapi ada saja pendatang yang datang ke sini dan berada di bawah garis kemiskinan,” ucap Khairul, kepada awak media, Senin (13/11/2023).

Untuk diketahui, kemiskinan ekstrem merupakan kondisi ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar, seperti makanan, air bersih, sanitasi layak, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan dan akses informasi terhadap pendapatan serta layanan sosial.

Khairul mengungkapkan, angka kemiskinan di Tarakan masih jauh di bawah rata-rata nasional, yakni sekitar 6 persen. Sementara, untuk kemiskinan ekstrem di Tarakan sudah berada di bawah 1 persen.

Khairul, tak menampik jika penurunan angka kemiskinan ekstrem menjadi salah satu atensi Pemkot Tarakan. Untuk itu, pihaknya terus berupaya melakukan upaya guna menurunkan kemiskinan.

“Pemberantasan kemiskinan menjadi atensi dan persoalan yang harus dituntaskan. Masih banyak warga kita hidup di bawah garis kemiskinan,” ujarnya

Orang nomor satu di Bumi Paguntaka itu menilai, dalam upaya menurunkan angka kemiskinan diperlukan kerja sama seluruh pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Pemkot Tarakan, kata Khairul, telah menyiapkan berbagai upaya guna menurunkan angka kemiskinan. Yang pertama, menciptakan lapangan pekerjaan.

Menurutnya, lapangan pekerjaan sangat berperan besar dalam menurunkan angka kemiskinan. Sehingga yang perlu dilakukan saat ini adalah menarik banyak investor di Tarakan sehingga lapangan pekerjaan terbuka luas.

“Karena jika hal itu tidak dilakukan maka pertumbuhan ekonomi dan lapangan pekerjaan tidak akan terbuka,” katanya.

“Rumusnya begitu. Mengurai kemiskinan, ciptakan lapangan pekerjaan sehingga banyk orang memiliki pekerjaan. Alhasil hidup di atas garis kemiskinan. Namun jika seseorang mungkin secara fisik tidak mampu bekerja seperti orang tua maka pemerintah hadir memberi perlindungan,” tutup Khairul. (apc/and)

Reporter: Ade Prasetia
Editor: Andhika

16.4k Pengikut
Mengikuti

BERITA POPULER