TANJUNG SELOR – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah mengeluarkan surat edaran terkait kepesertaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Edaran tersebut berisi pedoman bagi warga dan para pengurus NU di semua tingkatan. PBNU menegaskan bahwa seluruh pengurus NU dan perangkat perkumpulan NU di semua tingkatan, serta pimpinan lembaga pendidikan atau perguruan tinggi NU yang terdaftar sebagai calon tetap (DCT) secara otomatis dinyatakan nonaktif sejak tanggal penetapan.
“Hal ini dilakukan untuk menjaga khittah 1928 dan menegaskan bahwa NU tidak memihak pada partai politik, calon legislatif (caleg) maupun calon presiden (capres),” ungkap Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU)Â Kaltara, Alwan Saputra, Rabu (29/11/2023).
NU tetap memiliki tanggung jawab, untuk mengembangkan organisasi dan meningkatkan kualitas serta kapabilitas anggota organisasinya.
Karena itu, NU fokus pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) sebagai kunci sukses utama organisasi dalam mencapai tujuannya di masa depan.
Dalam konteks ini, PWNU Kaltara melakukan pemetaan untuk memastikan tidak ada lagi kader yang terlibat dalam politik praktis. Mereka mengevaluasi diri dan melihat kembali apakah anggota organisasi telah mencapai tujuan pengembangan SDM dengan optimal.
NU memiliki dua struktur kepengurusan utama, yaitu Syuriyah (Dewan Penasehat) dan Tanfidziyah (Pelaksana tugas harian), yang terpilih melalui Konferensi Wilayah III NU Kaltara.
Dalam hal ini, PBNU dan PWNU Kaltara berusaha konsisten pada prinsip dan khittah 1928-nya, dengan tidak terlibat dalam politik praktis dan memfokuskan diri pada pengembangan SDM.
“Ini sesuai dengan salah satu dari tujuan pembangunan nasional, yang memfokuskan pada pembangunan SDM Indonesia agar semakin unggul dan mempunyai daya saing yang tinggi,” tukasnya.
Meskipun NU tidak terlibat dalam politik praktis, organisasi ini telah menjadi pilar bangsa dan negara Indonesia selama bertahun-tahun. Oleh karena itu, NU harus memperhatikan kualitas pengurus dan kader NU itu sendiri agar organisasi ini semakin kuat dan bertahan lama.
Dalam menghadapi tantangan di masa depan, NU tetap fokus pada pengembangan SDM sebagai kunci sukses utama organisasi. “Prinsip NU yang moderat dan toleran, diyakini akan mempertahankan eksistensi organisasi ini dalam lingkup masyarakat Indonesia,” tandasnya. (tin/and)
Editor:Â Andhika