spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

November 2023, Angkutan Udara jadi Penyumbang Utama Inflasi di Tarakan

TARAKAN – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tarakan mencatat angkutan udara menjadi komoditi penyumbang utama inflasi month to month (mtm) pada bulan November 2023. Hal itu disampaikan Kepala BPS Tarakan, Umar Riyadi usai kegiatan Forum Group Discussion (FGD) Statistik Harga dengan Tema Inflasi Tarakan Kini dan Nanti di Hotel Tarakan Plaza, Rabu (13/12/2023).

“Nomor satu itu angkutan udara, dia menyumbang inflasi 0,27,” ucapnya.

Komoditi lainnya yang menjadi penyumbang utama inflasi yaitu cabai rawit, emas perhiasan, beras, dan cabai  merah. Umar mengungkapkan, inflasi di Kota Tarakan masih dalam kategori stabil seperti yang ditargetkan Bank Indonesia.

Dijelaskannya, setiap daerah inflasinya ditargetkan berada di angka 2 sampai 4 persen per tahun.

“Sementara angka inflasi di bulan November year on year (yoy) itu diperkirakan 2,58. Dalam artian kita sudah berjalan sampai November tinggal satu bulan lagi. Dengan informasi yoy kita punya gambaran bahwa seandainya pola konsumsi di Desember 2023 sama dengan 2022, maka ending dari perjalanan inflasi sepanjang 2023 di Tarakan akan berada di sekitar 2,58,” paparnya.

Dilanjutkannya, guna mengendalikan inflasi, menurutnya, pemerintah daerah perlu menjaga ketersediaan barang-barang kebutuhan pokok. Khususnya komoditi yang menjadi primadona di akhir tahun seperti gula, terigu dan lain sebagainya.

Umar mengatakan, ada perubahan pola konsumsi yang berubah antara hasil Survei Biaya Hidup (SBH) antara tahun 2018 sampai dengan 2022. Dimana sebelumnya terdapat produk yang konsisten menjadi top ten penyumbang inflasi kini berubah.

“Komoditas tarif listrik, beras, bensin, nasi dan lauk pauk konsisten menjadi top six dari tahun 2018 sampai 2022,” ungkapnya.

Namun dari hasil SBH 2018 hingga 2022 terjadi perubahan penggunaan internet yang naik menjadi kebutuhan nomor lima. Hal ini terjadi karena adanya pandemi Covid-19. “Jadi yang dahulunya penggunaan internet hanya menggunakan pulsa kini berlangganan dikarenakan sekolah daring kerja wfh sehingga pola konsumsi berubah,” paparnya.

Tidak hanya itu, perubahan juga terjadi pada pola berbelanja. Dari yang sebelumnya datang langsung ke toko namun saat ini hanya menggunakan aplikasi. “Itulah kenapa SBH harus ada karena terjadi perubahan pola konsumsi masyarakat dari masa ke masa,” pungkasnya. (apc/and)

Reporter: Ade Prasetia
Editor: Andhika

16.4k Pengikut
Mengikuti

BERITA POPULER