TANJUNG SELOR – Pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) Tanjung Selor menjadi perhatian Majelis Wilayah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MW KAHMI) Kaltara. Hal itu disampaikan dalam Rapat Presidium MW KAHMI Kaltara.
Koordinator Presidium MW KAHMI Kaltara, Asnawi Arbain mengaku telah melakukan rapat dengan Presidium MW KAHMI Kaltara. Hasilnya, ada beberapa poin yang dirumuskan untuk disampaikan kepada semua bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltara pada Pilkada 2024.
“Poin tersebut merupakan strategi pembangunan Kaltara untuk lima tahun ke depan,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Poin yang sudah dirumuskan dapat dimasukan dalam visi dan misi bakal calon Gubernur dan Wagub Kaltara. Adapun beberapa poin yang akan disampaikan.
Pertama, terkait masalah pendidikan. KAHMI Kaltara mendorong pemerintah membangun asrama mahasiswa dan mahasiswi pada perguruan tinggi di Kaltara. Contoh, mahasiswa dan mahasiswi di Universitas Borneo Tarakan. Pemprov Kaltara harus memikirkan untuk membangun asrama yang representatif.
Kedua, dari aspek lingkungan juga harus menjadi atensi. Salah satu pemikiran KAHMI Kaltara kedepan bagaimana Kaltara memiliki plasma nutfah.
“Yakni, kawasan yang diperuntukan untuk pelestarian buah endemik. Seperti, lepiu, kapul dan kerantungan. Sekarang ini mungkin sudah banyak generasi muda yang tidak tahu jenis buah endemik tersebut,” tukasnya.
Karena itu, KAHMI Kaltara mendorong pemerintah untuk menyiapkan kawasan plasma nutfah.
Ketiga, mereka juga mendorong pemerintah melakukan percepatan pembentukan DOB Tanjung Selor. Apalagi, usulan DOB ini sudah digaungkan sejak Provinsi Kaltara di bentuk.
“Apa kabar DOB. Dana sudah digelontorkan. Tetapi, sekarang ini progresnya belum terlihat,” bebernya.
Keempat, KAHMI Kaltara mendorong pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), seiring hadirnya Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) Tanah Kuning-Mangkupadi di Kecamatan Tanjung Palas Timur, Bulungan.
Sekarang ini harus ada pemetaan kebutuhan tenaga kerja di kawasan industri. Bagaimana meningkatkan kualitas SDM. Kualitas SDM lokal harus sudah disiapkan sejak dini.
“Sehingga, tenaga kerja lokal bisa terserap di KIHI,” terangnya.
Jadi, semua ini harus dipikirkan sejak dini. Jangan sampai tenaga kerja lokal hanya jadi penonton. Pemprov Kaltara juga harus memikirkan untuk pemberian insentif bagi para petani muda. Dikhawatirkan, ke depan mereka sudah tidak tertarik untuk bertani, karena tidak menjanjikan.
“Kalau pemerintah memberikan insentif bagi petani muda, mereka akan lebih semangat untuk meningkatkan produksi pertanian di Kaltara,” pungkasnya.(tin)
Editor: Yusva Alam