TARAKAN – Buruh di Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) memutuskan untuk tidak menggelar aksi demonstrasi pada peringatan Hari Buruh Internasional (May Day), 1 Mei 2025.
Ketua Pimpinan Daerah (PD) Federasi Serikat Pekerja Perkayuan dan Perhutanan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP Kahut KSPI) Kaltara, Gusmin, menyampaikan bahwa pihaknya memilih mengadakan audiensi atau dialog yang akan berlangsung di gedung Serbaguna Pemerintah Kota (Pemkot).
Menurutnya, dialog menjadi sarana penting untuk memberikan pencerahan kepada pengurus dan anggota, terutama terkait berbagai persoalan yang berkembang saat ini, baik di tingkat regional, nasional, maupun internasional.
“Tidak memilih aksi demo kami, FSP Kahut KSPI kegiatan orasi bebas atau katakan seperti aksi demo bukan saatnya atau tidak tepat pada era sekarang, karena dengan adanya informasi digital itu justru kami menanggapi suara kami tidak didengar, bahkan bisa jadi tidak terdengar,” ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (30/5/2025).
Gusmin menambahkan, dalam dialog tersebut akan terjadi pertukaran pandangan, dan panitia kegiatan akan menyusun resume yang dapat ditindaklanjuti oleh organisasi setelah peringatan May Day.
“Kami perkirakan datang 350 orang, karena kapasitas orang terbatas namun karena antusias anggota kami tidak membatasi. Namun tetap kami menyikapi dan memperhatikan anggota yang tidak tertampung di dalam ruangan,” lanjutnya.
Senada dengan itu, serikat pekerja lainnya juga memutuskan untuk tidak menggelar aksi demonstrasi. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Federasi Serikat Pekerja Perkayuan dan Kehutanan Indonesia (FSP Kahutindo) Tarakan akan memperingati May Day dengan kegiatan penanaman pohon, yang dipusatkan di Embung Persemaian. Sekitar 400 peserta dari kalangan serikat pekerja, pemerintah, dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) dijadwalkan turut ambil bagian.
Ketua Panitia Kegiatan, Sumardi, menyebutkan bahwa empat serikat pekerja yang terlibat dalam kegiatan ini adalah KSPN, serikat pekerja dari Pertamedika, KAHUT, dan Kahutindo.
“Melihat kondisi Tarakan yang rawan banjir akibat penggundulan hutan, kami berinisiatif menjadikan penanaman pohon sebagai agenda utama peringatan May Day tahun ini,” ungkapnya.
Lebih jauh, menurut Sumardi, kegiatan ini bukan hanya bertujuan menjaga lingkungan, tetapi juga mempererat hubungan antara pekerja, pengusaha, dan pemerintah. Dia menekankan pentingnya membangun pemahaman bahwa ketiga unsur tersebut merupakan mitra kerja.
“Bagi masyarakat awam, seringkali ada anggapan bahwa buruh dan pengusaha itu bertentangan. Padahal sebenarnya, serikat pekerja, pengusaha, dan pemerintah merupakan mitra dalam membangun hubungan industrial yang sehat,” pungkasnya.
Penulis: Ade Prasetia
Editor: Yusva Alam