TANJUNG SELOR – Kebutuhan beras bagi masyarakat, menjadi komoditas utama yang paling dibutuhkan.
Sehingga, ketika harganya naik terhitung sejak sepekan terakhir menimbulkan rasa kecewa ditengah masyarakat yang memiliki keterbatasan dari segi ekonomi.
Bupati Bulungan, Syarwani saat dikonfirmasi berujar kenaikan harga beras sebagai dampak makro yang muncul karena panen yang belum maksimal di wilayah penghasil beras.
Dikatakan juga, bahwa kenaikan harga beras terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia, termasuk Kabupaten Bulungan, sehingga menjadi perhatian dari pemerintah daerah.
Syarwani menginstruksikan untuk melakukan kegiatan Penunjukan Langsung (PL), salah satunya adalah kegiatan padat karya, untuk segera dilaksanakan. Pasalnya, kegiatan ini harus dieksekusi secara langsung, termasuk kegiatan padat karya. “Dengan tentunya ikut serta melibatkan masyarakat. Sehingga, mereka memiliki penghasilan tambahan dalam menopang urusan ekonomi,” kata Bupati Bulungan, Syarwani.
Pemerintah daerah, kata dia melalui Dinas Pertanian (Dispertan) terus berupaya mendorong ketahanan pangan, karena itu berkaitan dengan visi dan misi Bulungan, berupa wujudkan Kabupaten Bulungan berdaulat pangan maju dan sejahtera.
Program prioritas yang tengah dijalankan oleh pemerintah daerah, berupa Mandau Tani, Satu Desa Satu Produk. Selain itu, Jaminan mutu hasil pertanian hal tersebut yang mesti terus dilakukan evaluasi oleh pemerintah daerah.
Orang nomor satu di Bulungan ini berharap, terhadap perangkat daerah pengampuh dari 15 program prioritas, khususnya dalam isu pangan, dapat memaksimalkan langkah untuk membantu masyarakat Kabupaten Bulungan.
Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Bulungan, Andik Wahyunarto, menjelaskan bahwa mereka bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk terus meningkatkan hasil pertanian di Kabupaten Bulungan.
Untuk program unggulan tahun 2024, yaitu ketersediaan pangan berbasis beras kewilayahan atau kluster, Dispertan akan melakukan monitoring dan push secara rutin baik dari Sumber Daya Manusia maupun Kelembagaan.
“Kita optimis tentunya program yang dilakukan oleh Dispertan Bulungan akan berhasil,” terangnya.
Dengan penggunaan bahan organik yang bagus dan sesuai komposisi, dapat menghasilkan 5 hingga 8 ton per hektar secara rill. (tin/and)
Editor: Andhika