TANJUNG SELOR – Bupati Bulungan Syarwani, imbau masyarakat Bulungan untuk tetap menjaga kondisi kesehatan. Mengingat, kondisi cuaca beberapa pekan terakhir di Bulungan tidak menentu, akibat kabut asap kiriman.
“Saya sudah sampaikan kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kabupaten Bulungan, khsususnya Dinas Kesehatan supaya memperhatikan kondisi kesehatan anak-anak sekolah,” ucap Syarwani, Rabu (4/10/2023).
Dia katakan, jikalau terpaksa keluar rumah pemerintah menyarankan untuk tetap menggunakan masker. “Karena potensi penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) sangat potensial di tengah kondisi kabut asap,” ujarnya.
Kemudian, Syarwani mengajak serta imbau masyarakat Bulungan untuk sama-sama menjaga lingkungan sekitar, dengan tidak melakukan kegiatan atau aktifitas yang dapat mendukung bertambahnya kabut asap.
“Sama-sama kita menjaga wilayah Bulungan, supaya masyarakat tetap terlindungi, dan tetap dalam keadaan sehat,” harapnya.
Pemerintah telah mengeluarkan imbauan bagi seluruh masyarakat Bulungan. Termasuk dengan sosialisasi melalui pusat kesehatan masyarakat. Isi imbauan tersebut, pada intinya meminta masyarakat tetap kedepankan upaya untuk melindungi kesehatan, kurangi aktivitas di luar rumah jika sifatnya tidak mendesak.
Sementara itu, Forcester BMKG Tanjung Harapan, Tanjung Selor, Sylvi saat dikonfirmasi menjelaskan, pada Rabu 4 Oktober 2023 wilayah Tanjung Selor terpantau kondisi kualitas udara dalam kategori sedang.
Bahwa informasi kualitas udara di wilayah Tanjung Selor dan sekitarnya, secara umum kondisi udara ambien di Tanjung Selor berada pada kondisi sedang. Konsentrasi maksimum yang tercatat adalah 33.9 mikrogram m³.
“Diharapkan kepada masyarakat, tetap menjaga kesehatan diri dan keluarga dengan selalu memakai masker ketika berada di luar ruangan,” saran Sylvi.
Ia menambahkan, berdasarkan citra satelit terdeteksi adanya titik api hotspot di wilayah Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan beberapa wilayah di Kalimantan Timur, ditambah arah angin di dominasi dari arah tenggara dan selatan.
“Sehingga pergerakan polusi udara cenderung bergerak ke arah barat laut dan utara, wilayah Kalimantan Utara (Kaltara),” tuturnya.
Hal ini berdampak secara langsung terhadap perubahan kondisi kualitas udara di Tanjung Selor dan sekitarnya. (tin/and)
Editor:Â Andhika