spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ketua IDI Kaltara Minta Warga Tidak Panik terhadap Kasus Virus HMPV

TARAKAN – Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltara dr Franky Sientoro S.pA meminta masyarakat agar tidak panik berlebihan terhadap munculnya kasus virus Human metapneumovirus (HMPV) yang terjadi di China.

Masyarakat Kaltara diharapkan tetap tenang dan tidak panik terhadap kasus virus HMPV, meski penyakit tersebut menular.

Dia menjelaskan HMPV berbeda dengan Covid-19, yang merupakan virus baru. HMPV adalah virus lama yang ad sejak 2001 dan gejalanya mirip dengan flu.

“Terkait HMPV sebenarnya secara spesifik tidak ada berbahaya, ketika sampai di HMPV di Indonesia tidak lebih dari gejala flu biasa dan infeksi saluran pernapasan atas,” ujarnya di Tarakan, belum lama ini.

Franky menegaskan virus ini tidak menyeramkan seperti pemberitaan yang beredar. HMPV menyerang saat kondisi daya tahan tubuh yang lemah. Oleh karena itu, dia meminta masyarakat menjadi kondisi tubuh dengan menjaga pola hidup sehat.

“Istirahat yang cukup, makan bergizi dan olahraga sudah cukup membuat saya tahan tubuh kita kuat. Jadi jangan panik, HMPV itu tidak seperti covid-19. Itu hanya virus biasa yang baru didengar masyarakat awam sehingga dikira virus baru yang berbahaya. Tapi di dunia kesehatan virus itu sama seperti flu biasa,” paparnya.

Terlebih, Indonesia memiliki iklim yang berbeda dengan China, negara yang diduga menjadi awal mula munculnya HMPV.

HMPV ini, kata dia, memiliki kecenderungan menjadi lebih kuat di negara yang memiliki 4 musim sementara untuk negara tropis seperti Indonesia, virus tersebut tak mampu bertahan dengan lama.

Kendati demikian, pihaknya sama sekali tidak meremehkan virus tersebut. Dia mengimbau masyarakat wajib waspada. Serta perlu menyampaikan edukasi untuk mencegah kepanikan masyarakat terht beredarnya isu-isu hiperbola terhadap virus HMPV.

“Tapi bukan berarti kita meremehkan HMPV yah, sama sekali tidak. Kami hanya mengedukasi masyarakat sepanjang pengetahuan yang kami tahu dalam dunia kesehatan. Ini juga supaya masyarakat tidak mudah panik dan menimbulkan celah kelompok tertentu memanfaatkan situasi kepanikan masyarakat,” tutupnya. (apc/and)

Reporter: Ade Prasetia
Editor: Andhika

16.4k Pengikut
Mengikuti

BERITA POPULER