TANJUNG REDEB – Anggota Komisi III DPRD Berau Subroto meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau untuk memperhatikan kesejahteraan nelayan.
Apalagi, sektor perikanan masih menjadi primadona untuk peningkatan ekonomi masyarakat dan kemajuan daerah, selain sektor pertambangan di Kabupaten Berau.
Dirinya menyayangkan, masih banyak hasil laut Berau yang justru lebih laris manis terjual ke luar daerah. Padahal, hasil laut itu bisa lebih dioptimalkan dulu di Berau. Dia mencontohkan, seperti di Kecamatan Talisayan.
Karena sangat disayangkan hasil laut dari Bumi Batiwakkal masih kurang dimanfaatkan maksimal. Ikan Talisayan malah lebih laris dijual ke Balikpapan dan Samarinda. Padahal secara lokasi justru lebih jauh ongkos kirim ke sana.
“Saya juga tidak tahu kenapa, kalau dipikir logis dari Talisayan menuju ke Balikpapan Samarinda kan cukup jauh. Kalau berbicara dari transport tentu lebih besar,” ungkapnya.
Bahkan berdasarkan informasi diterimanya dari Nelayan, ikan laut segar yang dijual ke Samarinda dan Balikpapan sering diangkut 7 sampai 8 mobil.
“Kalau ke Berau itu cuma 1-2 mobil angkut ikan. Sehingga berkurangnya suplai dari pesisir ikan di pasaran Tanjung Redeb juga banyak yang mahal,” ucapnya.
Memang diakuinya nelayan kita ini kemampuannya sangat terbatas. Karena dengan posisi sekarang, dirinya melihat sendiri bahwa penghasilan nelayan saat ini sangat minim. Jika sebelumnya, sekali melaut nelayan menghasilnya Rp 3-5 juta.
“Sekarang ini keterangan nelayan mau dapat Rp 2-3 juta sudah sulit. Karena ikan di laut juga mulai berkurang,” tuturnya.
Dengan keadaan tidak pasti tersebut, Subroto meminta Pemkab segera cepat tanggap. Mengantisipasi jangan sampai ikan-ikan yang bagus sudah tidak ada di perairan Berau.
“Supaya anak-anak kita ke depan lebih sehat dengan mengonsumsi ikan berkualitas terbaik,” pungkasnya. (adv/and)