TARAKAN – Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Tarakan mencatat penurunan signifikan jumlah kebakaran hutan di wilayahnya, dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurut Polisi Kehutanan Muda KPH Tarakan, Romy Suprianto, hingga bulan Mei 2025 ini, hanya tercatat satu kasus kebakaran. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, kebakaran sudah mencapai 17 kejadian.
Dia menjelaskan, bahwa kondisi cuaca yang disebut sebagai “kemarau basah”, di mana suhu panas di siang hari diselingi hujan pada malam hari, turut membantu menekan potensi kebakaran.
Meski demikian, KPH Tarakan menghadapi sejumlah tantangan dalam penanganan kebakaran. Salah satunya adalah keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM), sarana prasarana dan sulitnya menjangkau lokasi-lokasi kebakaran di area hutan lindung seluas 7.067 hektare.
“SDM kami terbatas, kadang juga terkendala jarak tempuh dan faktor internal seperti kesehatan personel,” kata Romy, Selasa (27/5/2025).
UPTD KPH sendiri memiliki sekitar 30 anggota Brigade Pengendalian Kebakaran (Brikdal), namun tidak semua dapat turun ke lapangan secara bersamaan karena kesibukan masing-masing.
Dari segi perlengkapan, KPH Tarakan mengaku memiliki alat yang cukup, namun sebagian besar sudah tua dan butuh peremajaan. “Peralatan kami terbilang mumpuni, tapi rata-rata sudah tua. Butuh peremajaan, khususnya mesin pompa, mobil operasional, dan unit manual mekanik lainnya,” jelasnya.
Untuk armada, saat ini KPH Tarakan memiliki dua unit mobil slip-on (mobil dengan tangki dan selang komando), satu mobil tangki, satu mobil personel, dua motor komando, serta kendaraan operasional lainnya.
Romy menambahkan, idealnya SDM yang dibutuhkan di KPH Tarakan berkisar 50 orang, sementara dari sisi peralatan, pihaknya berharap adanya penambahan unit mobil angkut personel, mobil komando, dan perlengkapan mekanis lainnya.
Terkait penyebab kebakaran, mayoritas disebabkan oleh pembukaan lahan untuk berkebun dan klaim lahan yang dijual. “Biasanya untuk berkebun atau klaim untuk dijual. Tapi sebenarnya ada juga upaya-upaya yang dilakukan masyarakat,” tutupnya.
Penulis: Ade Prasetia Cahyadi
Editor: Yusva Alam