spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Karhutla di Berau Marak, Personel yang Menangani Sedikit

TANJUNG REDEB – Maraknya kejadian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Berau membuat petugas kewalahan. Pasalnya, kekurangan jumlah personel hingga respons masyarakat yang acuh menjadi kendala di lapangan.

Koordinator Lapangan (Korlap) Karhutla Labanan, Dwi Susilo mengaku faktor utama tidak maksimalnya penanganan Karhutla di wilayah Kecamatan Teluk Bayur adalah kurangnya personel.

“Tetapi kami terbantu dengan bantuan personel dari pihak swasta. Apalagi kami di Posko Labanan hanya dua orang, yang masing-masing bertugas patroli dan stand by di posko,” ungkapnya kepada sejumlah awak media, Jumat (15/9/2023).

Jika dalam satu waktu terjadi Karhutla di sejumlah titik, Dwi menyebut pihaknya hanya dapat membantu sebisanya saja akibat keterbatasan personel.

Akibat kurangnya personel, tak jarang membuat pihaknya harus bekerja 24 jam dikarenakan titik api yang selalu bermunculan. Bahkan satu hari terkadang muncul 6 sampai 7 titik api ditempat yang berbeda.

“Mulai tanggal 24 Juli 2023 lalu hingga sekarang, setiap harinya ada dua titik api yang kami padamkan,” tuturnya.

“Pernah memadamkan api tembus pagi ke pagi dan hanya tidur selama 2 jam saja,” lanjutnya.

Dirinya mengungkapkan, tingginya Karhutla membuat kesehatan petugas menurun. Bahkan, salah satu relawan dari pihak swasta jatuh sakit akibat terlalu sering menghirup asap. “Sempat sakit dan diberikan pengobatan,” ujarnya.

Dalam proses pemadaman api, tidak hanya di wilayah Kecamatan Teluk Bayur saja yang dipadamkan, beberapa kecamatan sekitar juga turut dibantu untuk dipadamkan. “Kemarin sempat membantu pemadaman di Kecamatan Segah,” katanya.

Saat ini, Dwi menjelaskan ada dua unit pemadam (Water supply) yang digunakan untuk memadamkan titik api di wilayah Kecamatan Teluk Bayur, dengan besaran kapasitas menampung air 4,5 ribu liter dan 5 ribu liter.

“Itupun kami telah modifikasi agar bisa digunakan untuk menyemprotkan air dan memadamkan api. Sempat mengalami kerusakan akibat terbakar selangnya,” jelasnya.

Pihaknya juga mengeluhkan terkendala dengan medan yang sulit dilalui oleh mobil besar, bahkan ada titik api yang susah dijangkau karena posisinya terlalu di dalam hutan dan hanya bisa dilalui oleh mobil kecil.

“Bahkan pernah kami temukan titik api yang medannya hanya diperuntukkan untuk orang saja,” keluhnya.

Ketersediaan air pun menjadi kendala dalam pemadaman karhutla yang terjadi, dengan banyaknya titik yang bermunculan petugas pemadam kebakaran kesulitan untuk mengisi ulang air.

“Ada kebakaran yang terjadi, ketika kami mengisi ulang air, masyarakat tidak membantu memadamkannya. Akibatnya api kembali membesar,” jelasnya.

Sebelumnya, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait karhutla tersebut, akan tetapi banyak masyarakat yang masih saja membuka lahan untuk pertanian dengan cara membakar lahan secara sembarangan.

Akibatnya lahan yang akan dibuka dengan cara dibakar api nya malah merembet dan sehingga terjadi kebakaran hutan dan lahan yang lebih luas.

“Terkadang ada juga masyarakat yang sengaja membakar lahan, bahkan subuh dini hari pada jam 5 pagi ada yang sengaja membakar lahan agar tidak ketahuan,” ucapnya.

Dirinya menjelaskan, pihaknya memprediksi karhutla ini bisa terjadi setiap harinya dikarenakan cuaca ekstrim yang terjadi sampai bulan Oktober mendatang.

Lanjutnya, dirinya menyebut dengan banyaknya penanganan karhutla yang telah ditangani, ada perhatian pihak swasta yang rutin memberikan bantuan konsumsi.

“Selama posko kami hanya menggunakan dana pribadi untuk keperluan konsumsi,” tuturnya.

Dirinya pun berharap dari Pemkab Berau memberikan perhatian lebih kepada posko karhutla Labanan untuk memberikan bantuan berupa konsumsi penunjang penanganan karhutla tersebut.

“Semoga bantuan tersebut segera diberikan, karena harhutla diprediksi terjadi hingga bulan Oktober mendatang,” imbuhnya.

Sementara, Direktur Utama PT Hutan Sanggam, Roby Maula menyebut telah menempatkan sembilan anggotanya untuk diperbantukan di Posko Karhutla Labanan. Kesembilan anggota tersebut di-rolling dua orang setiap tiga hari.

“Ini bentuk upaya kami ke teman-teman posko karhutla ini, karena memang karhutla sering terjadi dan jumlah anggota mereka memang sangat kurang sekali,” katanya.

Selain harus bekerja ekstra, pihak pemadam juga disebutnya tidak disuplai dengan konsumsi yang memadai. Karena harus menggunakan dana pribadi untuk keperluan sehari-hari.

Karena itu juga, pihaknya sebisa mungkin memberikan bantuan konsumsi kepada para petugas di posko. Supaya pantang menyerah menghadapi intensitas karhutla yang sedang tinggi-tingginya.

“Untuk peralatan kami juga biasanya membantu water canon yang berasal dari mitra kami,” tandasnya. (and)

16.4k Pengikut
Mengikuti

BERITA POPULER