TANJUNG SELOR – Pihak Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bulungan Tarakan (STIE Bultar) mengklaim memiliki lahan seluas tiga hektare di wilayah Jalan Agathis, Tanjung Selor.
Namun, sampai dengan saat ini lahan tersebut hilang, dan tidak diketahui siapa yang menempati lahan tersebut.
Ketua STIE Bultar, Marso menegaskan soal kepemilikan lahan tersebut, merupakan surat penunjukan oleh Bupati Bulungan, periode sebelumnya.
“Ada suratnya sama saya, sebenarnya itu ada,” ucap Marso, saat diwawancarai beberapa waktu lalu.
Saat disinggung, apakah lahan tersebut hilang, dia membenarkan hal itu. “Iya, hilang. Yang menghilangkan itu saya tidak tahu, yang jelas ada penunjukan disitu. Katanya sudah diduduki oleh warga,” kata Marso.
Dirinya menegaskan, sampai saat ini masih memiliki bukti berupa berkas penunjukan langsung oleh bupati tahun sebelumnya dalam bentuk foto copy.
Namun, dirinya belum mengetahui secara pasti bupati siapa yang mengeluarkan surat penunjukan itu. “Saya lupa, tahunnya pun saya lupa keluar tahun berapa. Karena berkasnya dipegang oleh yayasan,” tuturnya.
Sedangkan lahan yang ditempati hari ini, Kampus A Jalan Mangga II Kelurahan Tanjung Selor Hilir Kecamatan Tanjung Selor, merupakan miliknya secara pribadi.
“Kami dulu kuliah di SD. Diusir, Kemudian pindah lagi di SMA Bulungan, diusir. Terakhir kuliah disini, (kampus STIE),” tuturnya.
“Ini adalah tanah yang saya beli karena saya ketua waktu itu, kemudian dicicil. Harganya Rp 48 juta. Lahan ini masih atas nama saya,” tegas Marso.
Hal itu dia tanggapi terkait dengan adanya pembicaraan mahasiswa yang menyatakan dirinya tidak memperhatikan soal infrastruktur kampus.
“Kalau mahasiswa menilai saya tidak berjuang, saya ini berjuang sendiri dan mereka tidak tahu itu,” tandasnya.(*)
Penulis: Martinus
Editor: Yusva Alam