TARAKAN – Januari 2025, Kalimantan Utara (Kaltara) mencatat deflasi sebesar 1,35 persen secara mounth to mounth. Salah satu penyebabnya adalah kebijakan diskon 50 persen tarif listrik bagi para pelanggan PLN.
“Turun minus 40,37 persen. Kontribusinya (tarif PLN) ikut andil menyumbang deflasi minus 1,98 persen,” ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kaltara, Hasiando Manik, dalam kegiatan silaturahmi bersama awak media di Tarakan, Jumat (7/2/2025).
Komoditas penyumbang deflasi lainnya adalah penurunan harga bawang merah, seiring dengan masuknya musim panen, penurunan harga tahu dan tempe.
Hal ini sejalan dengan penurunan harga kedelai kering. Selain itu normalisasi harga angkutan udara pasca Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Nataru.
Jika tidak ada diskon listrik, maka diperkirakan inflasi di Januari bisa sampai 0,63 persen. “Secara mounth to mounth, di 2022 dan 2023, khususnya di Kaltara terjadi inflasi. Tapi di 2024 kita mengalami deflasi yang cukup besar, minus 1,35 persen. Faktor penyebabnya diskon tarif listrik,” jelasnya.
Dikatakannya pada 2025, secara tahunan inflasi di Kaltara minus 0,12 persen. Sementara per bulannya atau mount to mounth minus 1,35 persen. “Untuk Tarakan, di Januari 2025 menyumbang minus 1,52 persen secara mounth to mounth,” pungkasnya.
Penulis: Ade Prasetia
Editor: Yusva Alam