TARAKAN – Potensi produksi ikan bandeng di Kota Tarakan yang mencapai lebih dari 16 ton per tahun, dinilai potensial untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kepala Dinas Perikanan Tarakan, Ardiansyah, menyebutkan bahwa produksi bandeng di Tarakan dilakukan secara rutin dan telah mulai diolah oleh kelompok usaha masyarakat.
“Oleh karena itu kami rekomendasikan ikan bandeng tanpa duri untuk mendukung program MBG,” ujar Ardiansyah, Senin (16/6/2025).
Pengolahan ikan bandeng cabut duri dinilai mampu meningkatkan nilai tambah secara signifikan. Harga jualnya yang semula Rp10 ribu bisa naik hingga Rp35 ribu per kilogram. Selain itu, bandeng juga dinilai sangat cocok untuk mendukung gizi anak, khususnya untuk pertumbuhan otak.
Meski demikian, realisasi pemanfaatan bandeng dalam program MBG masih menunggu kesiapan produksi. Program MBG sendiri saat ini masih dalam tahap uji coba, salah satunya di wilayah Juata Krikil.
“Hari ini dan besok, ada 120 peserta ikut pelatihan pengolahan bandeng cabut duri,” tambahnya.
Pelatihan tersebut sudah berjalan selama tiga tahun dan mulai menunjukkan hasil. Sejumlah peserta telah rutin memproduksi olahan bandeng, namun kapasitas produksi masih menjadi tantangan.
“Permintaan sangat tinggi, sumber daya bahan bakunya tersedia. Tapi SDM yang mengolah masih terbatas. Karena itu pelatihan terus kami dorong, agar bisa memenuhi kebutuhan lokal bahkan ekspor ke Tawau dan Timur Tengah,” pungkasnya.
Penulis: Ade Prasetia
Editor: Yusva Alam