TARAKAN – Kasat Reskrim Polres Tarakan, AKP Randhya Sakhtika Putra, mengupdate kasus pembunuhan Nabila (20), wanita yang ditemukan tewas di kontrakannya di Kelurahan Skip Kampung Satu, Kota Tarakan, Kalimantan Utara pada Sabtu (26/8/2023) lalu.
Salah satunya hasil Laboratorium Forensik (Labfor) yang telah lama ditunggu-tunggu pihak Polres Tarakan. Dari hasil labfor tersebut, ditemukan DNA pada salah satu saksi memiliki kecocokan 60 persen. Namun hasil itu masih kurang, mengingat standar yang diperlukan untuk menentukan pelaku membutuhkan hasil DNA 70 persen.
“DNA ditemukan di TKP memang ada tapi butuh pembanding ke saksi-saksi yang lain. Karena di TKP DNA banyak,” paparnya baru-baru ini.
“Saksi yang dimiliki untuk DNA pembanding persentasi masih kurang standarnya. Tapi masih kurang 70 persen DNA itu cocok. Karena banyak rusak DNA-nya. Ada yang kita duga sebagai pelaku hanya saja DNA-nya di persentase 60 persen kecocokannya,” tambahnya.
Sehingga Tim Forensik belum dapat menentukan saksi yang mendapat DNA 60 persen tersebut sebagai pelaku. “Jadi Forensik tidak berani sebutkan dia pelaku. Sebenarnya ada 14 item, minimal 8 item yang cocok ada dalam bahasanya ada kode-kodenya. Memastikan benar dia pelaku memenuhi 8 unsur,” ungkapnya.
Dia pun enggan menjelaskan secara detail siapa saksi yang memiliki kecocokan DNA 60 persen tersebut. Apakah dari kalangan pelanggan korban atau dari kalangan lainnya.
“Yang jelas milik salah satu dari 28 saksi diperiksa. Ada yang paling mendekat satu orang itu 60 persen,” ujarnya.
Randhya menyebutkan hasil Labfor Surabaya diterima pertengahan Oktober 2023 kemarin. Kecocokan DNA masih harus dipastikan lagi untuk memastikan keterpenuhan unsur 8 item. Untuk saksi sampai saat ini, lanjutnya, juga belum mengalami pertambahan masih sama dengan kemarin yakni 28. “Masih 28 orang saksi belum ada bertambah,” terangnya.
Guna mengungkap pelaku pembunuhan Nabila, pihaknya tengah mencari HP dan dompet korban. Randhya menyebut dua barang itu akan memudahkan polisi menemukan siapa pelaku pembunuhan Nabila.
“Mencari keberadaan HP korban itu difokuskan dan saat ini belum terdeteksi dimana HP-nya. Kami juga fokus akun Michat korban saat itu, tapi belum ditemukan, dimungkinkan karena gak ada yang mau mengaku pernah menggunakan,” pungkasnya. (apc/and)
Reporter: Ade Prasetia
Editor: Andhika